RI Dapat Pinjaman dari ADB Rp7,6 Triliun untuk Transisi Energi

Pinjaman untuk capai target emisi 0 persen

Intinya Sih...

  • Bank Pembangunan Asia (ADB) setuju pinjaman senilai 500 juta dolar AS untuk bantu Indonesia capai target emisi nol bersih.
  • Pinjaman ini mendukung pengembangan kebijakan dasar dan kolaboratif serta fokus pada transisi energi bersih.

Jakarta, IDN Times - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS atau setara Rp7,6 triliun (kurs Rp 15.200) untuk membantu Indonesia mempercepat transisi energi.

Program ini akan mendukung berbagai langkah kebijakan Indonesia dalam mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC), dan target emisi nol bersih dari pembangkit listrik pada 2050.

1. Indonesia berada di persimpangan dalam mendukung transisi energi

RI Dapat Pinjaman dari ADB Rp7,6 Triliun untuk Transisi Energiilustrasi pemanfaatan energi hijau (freepik.com)

Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan, program pinjaman berbasis kebijakan ini mendukung pengembangan kebijakan dasar dan kolaboratif Indonesia guna mengidentifikasi dan menjawab berbagai tantangan kompleks di sektor ini dalam mempercepat peralihannya menuju energi berkelanjutan dan bersih.

"Indonesia berada di persimpangan yang sangat penting dalam perjalanan transisi energinya," kata Jiro dalam keterangan tertulis, Jumat (20/9/2024).

Baca Juga: Transisi Energi Digenjot demi Visi Indonesia Emas, Sudah Sampai Mana?

2. Bakal kembangkan CIPP

RI Dapat Pinjaman dari ADB Rp7,6 Triliun untuk Transisi EnergiDua pekerja Indonesia Power saat pulang bersepeda melewati sarana pendukung pembangkit listrik di PLTGU Tambaklorok. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Pesatnya pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik telah membantu Indonesia mengatasi sebagian besar kendala pasokan listriknya, tetapi mengakibatkan kelistrikannya sangat ketergantungan pada sumber tenaga berbasis bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan diesel.

Ia memastikan, program ini berfokus membangun kerangka kebijakan dan regulasi yang kuat bagi transisi energi bersih, memperkuat tata kelola sektor dan keberlanjutan keuangan, serta memastikan transisi yang adil dan inklusif.

"Salah satu langkah pentingnya adalah pengembangan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan/CIPP), yang mengidentifikasi persyaratan dan peluang investasi untuk mencapai transisi energi yang adil," tuturnya.

3. Penyempurnaan regulasi untuk tingkatkan skala kapasitas EBT

RI Dapat Pinjaman dari ADB Rp7,6 Triliun untuk Transisi EnergiDukung pemerintah tingkatkan EBT. (Dok/Istimewa).

Langkah penting lainnya termasuk penyempurnaan regulasi guna meningkatkan skala kapasitas energi terbarukan dan prakarsa untuk memperkuat kapasitas dan tata kelola badan usaha milik negara di bidang energi, termasuk meningkatkan kesetaraan gender.

Program ini merupakan upaya bersama dari ADB dan mitra pembiayaan bersamanya, yaitu Lembaga Pembangunan Prancis (AFD/Agence Française de Développement), dan Kerja Sama Pembangunan Jerman melalui KfW (Kreditanstalt für Wiederaufbau) untuk mendukung kepemimpinan pemerintah dalam transisi energi.

ADB memberikan dukungan penting bagi tahap awal pengembangan regulasi transisi energi oleh pemerintah, dengan dukungan menyeluruh melalui Mekanisme Transisi Energi, pembiayaan infrastruktur yang dijamin pemerintah dan yang tidak dijamin pemerintah, serta rangkaian luas proyek bantuan teknis.

"ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota-49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik," ujar Jiro.

Baca Juga: Panas Bumi Potensial untuk Transisi Energi, PGE Siap Pimpin Percepatan

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya