PMI Juli 2024 Merosot, Menkeu Ungkap 4 Industri Paling Terdampak

PMI manufaktur Juli berada di level kontraksi

Intinya Sih...

  • PMI manufaktur Juli berada di level kontraksi
  • Berdasarkan data BPS, sektor manufaktur tumbuh 3,95% yoy, tapi ada industri yang stagnan atau mengalami kontraksi

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur yang merosot ke zona kontraksi karena laju industri yang melemah. Hal ini imbas kompetisi perdagangan dengan barang impor.

Demand memang masih memadai tapi kompetisi dari impor. Menperin dan Mendag meminta dan sekarang dalam proses dalam bentuk apakah antidumping, apakah bea masuk untuk menjaga proteksi industri dalam negeri,” tuturnya, dikutip Rabu (14/8/2024).

1. Empat industri alami tekanan

PMI Juli 2024 Merosot, Menkeu Ungkap 4 Industri Paling TerdampakPixabay.com/tasukaran

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II 2024, sektor manufaktur tercatat tumbuh 3,95 persen secara tahunan (year on year/yoy). Ada pula sejumlah industri yang tumbuh double digit, yakni industri logam dasar tumbuh double digit, dikuti industri kimia dan industri makan minum yang masih tumbuh kuat.

Di samping itu, Sri Mulyani menekankan, ada empat industri yang mengalami tekanan dan butuh dorongan untuk tumbuh lebih baik, yakni industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada Juli 2024 yang stagnan.

Sementara industri alas kaki hanya tumbuh 1,9 persen (yoy). Kemudian industri karet tumbuh 2,1 persen. Sedangkan industri mesin mengalami kontraksi pada Juli 2024 sebesar 1,8 persen.

“Ini mengambarkan area manufaktur yang sedang mengalami tekanan. Entah saingan barang impor. Oleh karena itu, menteri terkait mereka akan melakukan langkah-langkah yang keluarnya dalam bentuk PMK. Entah menggunakan bea masuk, entah pakai cara tarif, atau cara lain,” tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Baca Juga: Jokowi Minta Cari Tahu Biang Kerok Manufaktur RI Jeblok

2. Pelaku usaha masih optimisme terhadap kinerja ekonomi hingga 12 bulan kedepan

PMI Juli 2024 Merosot, Menkeu Ungkap 4 Industri Paling Terdampakilustrasi ekonomi negara (Freepik.com/chhayalex9999)

Meski demikian, Indeks Keyakinan Bisnis dalam survei PMI terus menunjukkan peningkatan. Hal ini mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap kinerja dalam 12 bulan ke depan.

Secara umum, Sri Mulyani menilai agregat demand positif, konsumsi membaik, investasi baik, konsumsi pemerintah menuju normal, serta ekspor dan impor membaik.

Baca Juga: Ekonomi China Lesu Bikin Kontraksi Aktivitas Manufaktur RI

3. PMI turun karena permintaan merosot

PMI Juli 2024 Merosot, Menkeu Ungkap 4 Industri Paling Terdampakfreepik/usertrmk

S&P Global merilis Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk Juli 2024, yang turun ke angka 49,3 dari 50,7 pada Juni 2024. Ini menjadi kontraksi pertama sejak Agustus 2021 setelah 34 bulan berturut-turut ekspansi.

Penurunan tersebut disebabkan turunnya output dan pesanan baru. Permintaan pasar yang menurun menjadi faktor utama penurunan penjualan. Produsen merespons dengan mengurangi sedikit aktivitas pembelian pada Juli, menandai penurunan pertama sejak Agustus 2021.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menanggapi hasil survei PMI manufaktur Juli 2024 dengan menyatakan, penurunan PMI manufaktur Indonesia terjadi sejak diberlakukannya kebijakan relaksasi impor.

“Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8/2024).

Dia menekankan pentingnya sinergi kebijakan pemerintah untuk mendukung kinerja industri manufaktur. Dia meyakini PMI manufaktur Indonesia akan kembali ekspansi jika kebijakan pro-industri dalam negeri segera diterapkan.

“Posisi sektor manufaktur sudah sangat sulit karena kondisi global, termasuk logistik, sangat tidak menguntungkan bagi sektor ini. Oleh sebab itu, para menteri jangan mengeluarkan kebijakan yang justru semakin membunuh industri,” paparnya.

Menurut Agus, survei PMI manufaktur Juli 2024 menunjukkan perlunya keselarasan langkah dan pandangan dalam membangun industri dalam negeri. Dia menegaskan, menjaga kinerja sektor manufaktur penting untuk mempertahankan nilai tambah dan melindungi lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya