Perlu Langkah Strategis Atasi Kompleksitas Masalah Lingkungan

Tren industri kembangkan eco-friendly meningkat

Jakarta, IDN Times - Ketua Panitia ICONIST, Amelia Fauzia, menyampaikan peningkatan permasalahan lingkungan yang mendera dunia semakin (kompleks), mulai dari masalah pemanasan global, krisis energi hingga pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan diskusi mendalam dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah tersebut.

Topik ini pun jadi pembahasan dalam International Conference on Interreligious Studies, Sciences, and Technology (ICONIST) 2023 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

"Forum ICONIST 2023 sebagai forum pertemuan para akademisi, peneliti dan elemen masyarakat sipil untuk mendiskusikan langkah-langkah penting dan strategis bagaimana menyelesaikan berbagai permasalahan lingkungan,” ungkap Ketua Panitia ICONIST, Amelia Fauzia dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023) 

1. Isu lingkungan perlu diselesaikan bersama

Perlu Langkah Strategis Atasi Kompleksitas Masalah LingkunganPixabay.com/geralt

Peneliti lingkungan, Fathudin Kalimas, menjelaskan pentingnya pengentasan persoalan lingkungan dengan pendekatan multi pihak (pentahelix) yakni unsur pemerintah, akademisi, peneliti, pelaku usaha dan elemen masyarakat sipil.

"Berkolaborasi dan berkomitmen melakukan langkah-langkah strategis pengentasan masalah-masalah lingkungan," jelasnya.

Baca Juga: Pertamina Dorong Pembentukan Generasi Muda Peduli Lingkungan

2. Geliat industri kembangkan eco friendly naik

Perlu Langkah Strategis Atasi Kompleksitas Masalah LingkunganIlustrasi sendok dan garpu plastik sekali pakai. (Pixabay.com/JennieCrocus)

Menurut  Fathudin kesadaran industri yang belakangan makin meningkat untuk melakukan pengembangan inovasi produk-produk eco-friendly atau ramah lingkungan. 

Ramah lingkungan berarti tidak merusak lingkungan dan tidak mengganggu keseimbangan di dalamnya. Produk ramah lingkungan berkaitan erat dengan elemen ekonomi dan ekologi sekaligus. 

“Konsep ramah lingkungan ini sangat baik untuk diterapkan demi menjaga keberlangsungan lingkungan untuk generasi berikutnya," jelasnya.

Di sisi lain,  keuntungan dari pengembangan inovasi produk ramah lingkungan antara lain untuk menjaga sumber daya alam, mengurangi emisi, menghemat energi, mengurangi limbah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan termasuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

3. Produk tembakau alternatif kurangi pencemaran

Perlu Langkah Strategis Atasi Kompleksitas Masalah Lingkunganilustrasi rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Fathudin juga mengungkapkan profil rendah risiko produk tembakau alternatif semestinya juga berpotensi bagi pengurangan pencemaran lingkungan. 

Produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik misalnya, di samping tidak mengandung TAR yang dianggap berbahaya, produk ini hanya melepaskan uap ke udara, tidak mengeluarkan asap sehingga dianggap lebih aman dan tidak mencemari kualitas udara.

"Profil resiko yang lebih rendah pada produk tembakau alternatif sudah semestinya didukung dengan kebijakan-kebijakan yang selaras dengan UU Kesehatan yang baru disahkan tahun ini," jelasnya.

Ia menjelaskan pada pasal 149 ayat 4 Undang-Undang (UU) Kesehatan menegaskan produksi, peredaran, dan penggunaan produk tembakau harus memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan profil risiko kesehatan. 

Baca Juga: 7 Tips Bertahan di Tengah Lingkungan Penuh Tekanan, Tetap Realistis!

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya