Pentingnya Kolaborasi Buat Bank Digital
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Deputi Direktur Digitalisasi, Financial Center dan Transformasi Perbankan DPNP OJK, M Zulkifli Salim, mengatakan bank digital tidak bisa hanya berdiri sendiri, namun harus berkolaborasi dan masuk dalam ekosistem keuangan digital untuk berkembang.
"Bank digital harus masuk kedalam ekosistem, kenapa perlu? Karena untuk berkembang dan tumbuh perlu kolaborasi dengan ekosistem digital," ujar Zulkifli dalam diskusi di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (25/7/2024).
1. Bank digital yang terhubung dengan e-commerce transaksi pembayaran lebih cepat
Perkembangan bank digital di dalam negeri kian marak. Bahkan, banyak bank digital milik perusahaan financial technology (fintech) yang terhubung dengan ekosistem e-commerce, karena terkoneksi dengan cepat saat bertransaksi.
"Ketika dia bertransaksi, kita di ruangan ini bertransaksi di e-commerce itu ketika melakukan checkout pembayaran sudah muncul pilihan transaksi yang diakomodir, diintegrasikan dengan bank digitalnya, jadi bisa kelihatan di situ," kata Zulkifli.
Sementara itu bank tradisional, disebutnya, juga melakukan transformasi dengan meningkatkan eksistensi dalam ekosistem melalui peluncuran super apps atau aplikasi berbasis digital yang menawarkan berbagai produk di dalamnya.
"Misalnya, Mandiri dengan Livin, BRI dengan BRIMO. Jadi, teman-teman yang tidak declare dirinya sebagai bank digital, juga lakukan digitalisasi dari sisi layanan," ujar Zulkifli.
Baca Juga: Bank Digital Krom Meluncur, Tawarkan Bunga Deposito Capai 8,75 Persen
Editor’s picks
2. Perbankan alami evolusi yang cepat
Dalam paparannya, perbankan mengalami evolusi yang cepat mulai dari Bank 1.0 yakni periode 1472-1980, kemudian Bank 2.0 periode 1980-2007, Bank 3.0 pada 2007-2017, Bank 4.0 periode 2017 hingga 2021.
Kini, evolusi perbankan pun sudah mencapai generasi 5.0 yang ditandai dengan semakin masifnya penggunaan automasi melalui kombinasi antara kreativitas manusia dengan inteliigence system seperti robot untuk meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan aliansi bank dengan fintech atau startup.
3. Tantangan perkembangan digitalisasi
Meski demikian, dia tak menampik pesatnya perkembangan digitalisasi juga membawa berbagai tantangan, berikut rinciannya:
- Risiko kebocoran data nasabah
- Risiko strategis mencakup investasi IT yang tidak sesuai strategi bisnis
- Talent dan leader digital yang belum memadai
- Peningkatan risiko baru dan frekuensi insiden operasional
- Rendahnya literasi keuangan dan literasi digital
- Infrastruktur jaringan komunikasi belum merata
- Risiko inhoren teknologi
- Risiko serangan siber
- Risiko pihak ketiga
- Regulasi untuk mendorong transformasi dan kolaorasi sekaligus menjaga industri safe and guard
- Peningkatan ancaman fraud.
Baca Juga: 5 Kelebihan Bank Digital Dibanding Bank Tradisional