Penagihan Berlanjut, Bukaka Sebut Waskita Masih Utang Rp180 Miliar 

PT Bukaka kurangi proyek kerjasama dengan BUMN Karya

Intinya Sih...

  • PT Bukaka Teknik Utama masih menagih utang lebih dari Rp180 miliar kepada PT Waskita Karya Tbk.
  • Bukaka memutuskan untuk mengurangi jumlah kontrak proyek dengan BUMN Karya pada 2024 karena turunnya pendapatan dari konstruksi dan nonkonstruksi.

Jakarta, IDN Times - PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) mengungkapkan, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih memiliki utang lebih dari Rp180 miliar. Proses penagihan pun sedang berlangsung, namun hingga saat ini belum ada kepastian terkait pelunasan utang tersebut.

"Masih di atas Rp 180-an miliar kalau nggak salah. Belum banyak yang bisa kita lakukan ya, mungkin kita menunggu kebijakan pemerintah lagi karena kan harapan kita mungkin Waskita itu ada restrukturisasi utang," kata Direktur Bukaka Teknik Utama, Teguh Wicaksana Sari usai Agenda Public Expose di Kantor Bukaka Teknik Utama, Rabu (12/6/2024).

"Setelah aksi korporasi itu (baru) kita bisa melihat. Kalau per hari ini kita tahu semua situasi Waskita dalam posisi yang tidak bisa berbuat apa-apa," imbuh dia.

Baca Juga: Waskita Ngutang Rp300 M ke Bukaka, JK: Pemerintah Harus Bayar

1. Tak banyak pilihan selain menunggu aksi korporasi dari Waskita Karya

Penagihan Berlanjut, Bukaka Sebut Waskita Masih Utang Rp180 Miliar Waskita Karya berkomitmen terapkan tata kelola perusahaan yang baik. (Dok/Humas Waskita Karya))

Ia menjelaskan, saat ini proses diskusi masih dalam tahap awal dan perseroan pun menanti langkah selanjutnya dari Waskita.

Permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) terhadap Waskita Karya ditolak oleh pengadilan. Melansir keterbukaan informasi, permohonan PKPU itu dilayangkan oleh Bukaka.

Permohonan PKPU itu terkait dengan permintaan pelunasan utang senilai Rp16,87 miliar. BUKK merupakan salah satu vendor proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).

"Jelas utang (Waskita Karya) masih ada dan kita lagi proses PKPU dan sambil proses PKPU dan mungkin sambil diskusi tahap awal. Jadi memang enggak banyak pilihan, kita tinggal nunggu aksi korporasi berikutnya aja dari Waskita Karya," tutur Teguh.

Baca Juga: PT Bukaka Teknik Utama Catatkan Laba Rp170 Miliar di Q1

2. Bukaka kurangi proyek kerja sama dengan BUMN Karya

Penagihan Berlanjut, Bukaka Sebut Waskita Masih Utang Rp180 Miliar Paparan Publik PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (IDN Times/Triyan).

Dengan kondisi ini, Bukaka pun memutuskan untuk mengurangi jumlah kontrak atau pengerjaan proyek yang berhubungan dengan BUMN Karya pada 2024. Ia menyebut proyek kerja sama antara Bukaka dengan BUMN karya hanya sekitar 60-70 persen di tahun ini dibandingkan periode tahun lalu yang mencapai 100 persen.

"Proyek dengan BUMN Karya juga hanya 60 persen-70 persen (penurunan) dibandingkan tahun lalu," ujar dia.

Tak hanya itu, secara kuartalan tahun ini dibandingkan tahun lau memang ada penurunan jauh karena sejak semester II-2023, tender jembatan menurun drastis.

Berdasarkan data yang dipaparkan pendapatan dari  konstruksi dan nonkonstruksi di periode Maret 2024 mencapai Rp867,188 miliar. Realisasi ini turun 28,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,2 triliun. 

"Jadi harapan kita mengejar di semester II (2024) ini," ucap Teguh.

3. Strategi genjot ekspor garbarata

Penagihan Berlanjut, Bukaka Sebut Waskita Masih Utang Rp180 Miliar ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bukaka, Afifuddin Kalla mengatakan, perseroan memiliki sejumlah strategi membidik pasar ekspor, di mana produk garbarata cukup dihargai di luar negeri.

"Kita ketahui bersama produk iconic kita sudah berapa puluh tahun tapi masih bisa bersaing. Bersaingnya pun bukan kacang-kacang dengan pesaingnya dari China dan sekarang Eropa, Spanyol ada. Jadi produk kita jelas bisa bersaing dengan produk dunia lainnya," tuturnya. 

Bukaka paa tahun ini memiliki beberapa proyek passenger boarding bridge di Jepang dan India, seperti di Bandara Haneda, Saga Airport, Sendai Airport, Hakodate Airport di Jepang, serta beberapa bandara di India.

"Kami sudah buka fasilitas di India dan tahun ini akan dibuat garbarata made in India by Bukaka. Pasar india tumbuh sangat besar," ucap Afifuddin.

Sementara perseroan sepanjang tahun lalu telah memproduksi garbarata sebanyak 12 unit untuk memenuhi kebutuhan di bandara nasional, antara lain Samarinda, IKN, Kediri, India, dan kebutuhan ekspor ke negara Jepang (Tottori, Saga, Haneda, dan
Sendai). Total sebanyak 36 unit dikirim ke berbagai bandara di India melalui Bukaka Three D Private Limited.

4. Bukaka mulai proyek di Oman

Penagihan Berlanjut, Bukaka Sebut Waskita Masih Utang Rp180 Miliar ilustrasi investasi (freepik.com/freepik)

Lini bisnis lain yang juga tengah dikembangkan perseroan, yakni peralatan minyak dan gas bumi dengan pelaksanaan ekspor perdana Pumping Unit ke Middle East (Oman).

Lini bisnis Oil & Gas Equipment pada tahun lalu memiliki satu unit trial. Sementara pada tahun 2024, Bukaka mendapatkan kontrak Supply Pumping Unit di Medco Oman sebanyak 16 unit, serta sebanyak 215 Pumping Unit di ONGC India.

Teranyar,  Bukaka akan memulai proyek oversize di Oman untuk pertama kalinya, dengan suplai 17 unit PIM pump. Perusahaan akan meningkatkan investasi di Oman pada 2026, di mana entitas Bukaka sudah berdiri.

"Alasan memulai proyek di Oman karena Oman paling terbuka investasi, kita kalau ke sana, enggak butuh visa 14 hari kerja. Jadi sangat feksibel temen-temen engineer berkunjung dan kami anggap Oman adalah negara yang baik untuk investasi," tuturnya. 

Untuk dalam negeri, khususnya di Sulawesi, smelter akan ditambah dengan beberapa jalur baru. Jalur kedua diharapkan selesai akhir tahun ini, dan dua jalur lagi akan dibangun melalui entitas usaha yang ada.

"EBT dalam PLTA masih memiliki peluang untuk tumbuh, tetapi belum ada PPA dari PLN," kata Afifudin.

 

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya