Menkeu Ungkap Alasan Munculnya Fenomena Deindustrialisasi

PMI manufaktur Indonesia turun 0,8 poin

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati mengungkapkan bahwa fenomena penurunan kinerja sektor manufaktur telah terjadi di seluruh negara, termasuk Indonesia. Penurunan ini disebabkan oleh industri jasa yang berkembang pesat dan mendominasi kegiatan perekonomian. 

“Hampir semua negara mengalami penurunan industri manufaktur, karena industri jasa memang berkembang sangat cepat sekali di era digitalisasi ini,” katanya dalam acara Kompas100 CEO Forum, Rabu (1/11/2023).

Sebagai informasi, deindustrialisasi adalah proses kebalikan dari industrialisasi yaitu penurunan kontribusi sektor manufaktur alias industri pengolahan nonmigas terhadap PDB.

1. Banyak sektor berubah jadi sektor jasa

Menkeu Ungkap Alasan Munculnya Fenomena DeindustrialisasiIlusrasi pekerja di sektor jasa (IDN Times/Hilmansyah)

Menurutnya era digitalisasi telah mendorong perubahan berbagai sektor menjadi sektor jasa atau services secara signifikan. Dulu sektor jasa identik dengan bidang keuangan dan perdagangan.

“Ini menyebabkan seolah-olah sektor jasa mengambil alih manufaktur, sementara manufaktur menjadi kecil,” jelasnya.

Di sisi lain, mekanisasi dengan mesin maupun robot hingga digitalisasi telah mempengaruhi penciptaan lapangan pekerjaan di sektor manufaktur.

Baca Juga: Bidik Pasar AS, RI Bakal Kembangkan Industrialisasi Fotovoltaik

2. Capai Indonesia emas 2045, pemerintah genjot produktivitas dan daya saing SDM

Menkeu Ungkap Alasan Munculnya Fenomena DeindustrialisasiIlustrasi Perkembangan Ekonomi Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045, pemerintah terus berkomitmen dalam mencetak tenaga kerja yang produktif dan berdaya saing tinggi. Menurutnya faktor produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan kunci utama jika industri manufaktur mau digenjot.

Oleh karena itu, dari sisi fiskal, Kementerian Keuangan menyediakan berbagai instrumen untuk mendorong industri dalam negeri, di antaranya insentif perpajakan, juga dari sisi belanja, baik terkait SDM, infrastruktur, hingga memperbaiki birokrasi.

“Untuk bisa menjadi negara maju kalau negara itu produktivitasnya rendah, dari sisi ekonomi itu dihitung dengan yang biasa disebut total factor productivity, bagaimana setiap orang atau labor menghasilkan output yang lebih banyak, itu tadi apa pendidikannya, skill, efisiensi production-nya, maupun dari sisi bisa menciptakan nilai tambah di dalam negeri,” tutur Sri Mulyani.

3. PMI manufaktur RI turun 0,8 poin

Menkeu Ungkap Alasan Munculnya Fenomena Deindustrialisasiunsplash.com/Franck V

Sementara itu, S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2023 berada di level 51,5. Angka ini turun 0,8 poin, jika dibandingkan dengan capaian September 2023 yang berada pada level 52,3.

Kinerja PMI di Oktober mengalami perlambatan paling dalam sejak Mei 2023, meski demikian indeks manufaktur RI masih tercatat ekspansi selama 26 bulan berturut-turut.

Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan mengatakan, turunnya indeks manufaktur pada periode laporan dikarenakan adanya perlambatan pertumbuhan produksi pada Oktober 2023 karena melambatnya penjualan.

"Hal ini utamanya berkaitan dengan perlambatan pertumbuhan penjualan pada bulan Oktober, dengan bukti beberapa perusahaan mengalami kondisi permintaan melemah pada awal triwulan terakhir. Lebih lanjut, permintaan asing menurun menyebabkan penurunan marginal pada permintaan baru dari luar negeri," jelasnya dalam laporannya yang dikutip, Rabu (1/11/2023). 

Akibat perlambatan pertumbuhan penjualan, perusahaan sedikit menurunkan jumlah tenaga kerja dan membatasi kenaikan harga jual pada bulan Oktober.

"Ini menggambarkan keputusan bisnis yang lebih konservatif. Akan tetapi penurunan inflasi harga jual yang lebih lambat diharapkan dapat membantu
menahan inflasi di perekonomian Indonesia yang menjadi pertanda baik di tengah meningkatnya ketidakpastian," pungkasnya.

Baca Juga: Respons Sri Mulyani soal Program Andalan Prabowo-Gibran 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya