Mata Uang Asia Kompak Melemah, Rupiah Ditutup Rp15.439 per Dolar AS 

Data inflasi AS picu mata uang sejumlah negara melemah

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah tipis pada akhir perdagangan, Kamis (12/9/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp15.439 per dolar AS per dolar AS.

Rupiah tercatat melemah 37 poin atau 0,24 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp15.402 per dolar AS. 

Baca Juga: Peruri Sebut Kualitas Rupiah Setara Uang Eropa dan Amerika

1. Rupiah kompak melemah sore ini

Hingga pukul 15.00 WIB, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup anjlok 0,35 persen terhadap the greenback. Selanjutnya, yen Jepang ambles 0,22 persen dan won Korea Selatan ditutup terkoreksi 0,21 persen. Disusul, ringgit Malaysia yang tertekan 0,15 persen.

Berikutnya, baht Thailand dan dolar Singapura yang terdepresiasi, masing-masing 0,12 persen dan 0,11 persen, Lalu ada yuan China yang turun 0,06 persen. Kemudian, dolar Taiwan terlihat ditutup turun 0,04 persen dan dolar Hongkong ikut melemah 0,03 persen. Diikuti, rupee India yang melemah tipis 0,001 persen di sore ini.

2. Inflasi AS naik, picu rupiah loyo

Pengamat Pasar Uang, Lukman Leong mengatakan rupiah yang melemah hari ini disebabkan oleh data inflasi AS menunjukkan inflasi inti yang masih bertahan tinggi, meski inflasi umum telah menurun. 

"Ini mengecilkan kemungkinan pemangkasan 50 bps oleh The Fed minggu depan," tegasnya. 

Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen naik 0,2 persen selama bulan Agustus, kenaikan itu lantas membuat inflasi CPI Agustus naik 2,5 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca Juga: Rupiah Loyo ke Rp15.425,5 per Dolar AS,  Imbas Data Inflasi AS

3. Inflasi AS pengaruhi prospek suku bunga The Fed

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan data inflasi AS menjadi faktor penting yang akan memengaruhi prospek kebijakan suku bunga The Fed. Alhasil, ia memperkirakan inflasi akan sedikit menurun pada Agustus yang akan menjadi pertimbangan utama bagi Federal Reserve dalam pertemuan mendatang.

Pada pekan lalu, ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih kecil, yakni 25 basis poin, menyebabkan gejolak di pasar saham, menyusul tanda-tanda bahwa ekonomi AS masih cukup tangguh.

"Selain itu, Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump berhadapan dalam debat sengit. Debat tersebut menimbulkan lebih banyak keraguan atas pemilihan Presiden 2024, dengan waktu kurang dari dua bulan tersisa hingga pemungutan suara," tuturnya.

Baca Juga: 1 Ringgit Berapa Rupiah? Ini Kurs Terbaru dan Cara Ceknya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya