Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke Laju Ekspor RI

Impor nonmigas dari China capai 32,45 miliar dolar

Intinya Sih...

  • Impor nonmigas dari China ke Indonesia mencapai 32,45 miliar dolar AS atau 35,41 persen.
  • Pelembahan ekonomi China mempengaruhi pasar ekspor Indonesia, Apindo meminta pemerintah menjajaki negara lain dalam hal ekspor-impor.

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani mengatakan, pengusaha akan terus mewaspadai berbagai risiko dan dampak dari lemahnya ekonomi China pada tahun ini.

Ekonomi China pada kuartal II-2024 hanya tumbuh 4,7 persen (year on year/yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal I, yang mencapai 5,3 persen (yoy).

"Kondisi ekonomi mereka (China) yang kurang begitu baik, dampaknya juga ke pasar ekspor," ucap Shinta saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Baca Juga: DPR Sahkan RAPBN 2025, Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan 5,1-5,5 Persen

1. Shinta Kamdani minta pemerintah jalin kerja sama dagang dengan negara lain

Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke Laju Ekspor RIilustrasi ekspor impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Bila mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-Juni, impor nonmigas dari China ke Indonesia mencapai 32,45 miliar dolar AS atau 35,41 persen.

Dengan kondisi pelemahan ekonomi China, Shinta pun meminta pemerintah mulai menjajaki negara lain dalam hal ekspor-impor, sehingga Indonesia tidak lagi bergantung dengan China. 

"Tapi kita harus siap-siap, karena kita memang enggak bisa hanya tergantung kepada China," ujarnya.

Baca Juga: Nilai Ekspor Juni 2024 Turun 6,65 Persen, Ini Pemicunya 

2. Pengusaha wanti-wanti banjir produk dari China

Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke Laju Ekspor RIilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, surplus neraca perdagangan China pada Juni 2024 sebesar 99,05 miliar dolar AS atau naik 41,9 persen (yoy). Tercatat ekspor naik 8,6 persen (yoy), sementara impor turun 2,3 persen (yoy).

Dengan naiknya ekspor dan turunnya impor China akan turut mempengaruhi Indonesia mengingat China merupakan salah satu mitra dagang RI. Saat ini over capacity China telah berdampak pada banjirnya produk China ke Indonesia.

"Tapi kita juga harus hati-hati dengan dumping-nya produk-produk China ke Indonesia. Jadi kalau faktor China itu akan selalu sama juga dengan negara-negara yang menjadi penyumbang besar itu pasti ada impact kepada Indonesia gitu, jadi makanya ini sesuatu yang harus kita perhatikan, baik dari segi impor yang masuk dari China maupun investasi yang masuk dari China yang kita lihat cukup besar," tutur Shinta.

3. Neraca dagang RI surplus 50 bulan berturut-turut

Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke Laju Ekspor RI

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 surplus 2,39 miliar dolar AS. Dengan begitu, surplus neraca dagang telah terjadi selama 50 bulan berturut-turut. 

Plt. Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan, surplus neraca dagang Juni ini turun 530 juta dolar AS dibandingkan surplus Mei sebesar 2,92 miliar dolar AS dan lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3,45 miliar dolar AS. 

"Surplus Juni 2024 ini tentunya lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya maupun bulan yang sama pada tahun lalu," ujarnya dalam Konferensi Pers BPS, Senin (15/7/2024).

Surplus neraca perdagangan Juni 2024 ini ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 4,43 miliar dolar AS, di mana komoditas yang menyumbangkan surplus adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan anbati (HS 15), besi dan baja (HS72), serta beberapa komoditas lainnya.

Adapun surplus neraca perdagangan nonmigas Juni 2024 ini lebih tinggi jika dibandingkan surplus bulan lalu maupun bulan yang sama 2023.

Baca Juga: Top! Neraca Dagang RI Surplus 50 Bulan Beruntun

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya