Indonesia Paling Banyak Kirim Pekerja Migran, Urutan ke-2 di ASEAN

Pendapatan pekerja migran Indonesia di AS naik 500 persen

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia merupakan negara pengirim pekerja migran terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Filipina. Mayoritas pekerja yang dikirim ke luar negeri adalah perempuan. 

Data itu berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan BPS pada 2020.

"Porsinya 44 persen dari 4,6 juta migran internasional Indonesia ternyata adalah perempuan. Bahkan BPS menemukan fakta bahwa dari 100 ribu penduduk ada 43 penduduk Indonesia yang melakukan migrasi,” tutur Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Agenda ‘Satu Data Migrasi Internasional untuk Indonesia Emas 2045,’ Rabu (20/12/2023). 

1. Indonesia sudah cukup terbuka dengan lalu lintas keluar masuk migrasi

Indonesia Paling Banyak Kirim Pekerja Migran, Urutan ke-2 di ASEANSekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mensosialisasikan Permenaker Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Abu Dhabi, Minggu (26/11).  (dok. Kemnaker)

Dari 1 juta penduduk Indonesia, sebanyak 72 orang merupakan warga negara asing (WNA). Sebanyak 19 orang di antaranya berkewarganegaraan China.

Menurut Amalia, berdasarkan data tersebut Indonesia sudah cukup terbuka dengan lalu lintas manusia yang keluar dan masuk ke Tanah Air. Sayangnya data migran Indonesia belum terintegrasi. 

Jika dibandingkan dengan tahun 1960, pada tahun 2020 migran dari negara berpendapatan rendah meningkat hampir dua kali lipat, sedangkan jumlah orang yang datang ke negara berpendapatan tinggi meningkat hampir tiga kali lipat.

2. Pendapatan masyarakat Indonesia yang migrasi ke AS naik 500 persen

Indonesia Paling Banyak Kirim Pekerja Migran, Urutan ke-2 di ASEANIlustrasi Amerika Serikat (unsplash.com/stevenabraham)

Ia menjelaskan sebagian besar migran Internasional berasal dari negara berpendapatan menengah, sedangkan negara tujuan utama pada Gulf Cooperation Council/GCC, sebanyak 88 persennya ke Arab Saudi.

“Pesatnya perkembangan migrasi internasional ini tentunya akan membawa implikasi baik dari negara yang dituju maupun dari negara asal. Tapi tidak hanya dinamika ekonomi tapi tentunya ada dinamika sosial termasuk negara yang dilalui atau transit," ujar Amalia.

Contohnya, masyarakat Indonesia yang migrasi ke Amerika Serikat bisa mendapatkan kenaikan pendapatan hingga 500 persen, dibandingkan jika tidak melakukan migrasi. Meski begitu, penghasilan migran Internasional dipengaruhi juga oleh skill, gender, usia, dan kemampuan bahasa. 

“Jadi ini membuktikan bahwa masyarakat pindah ke negara lain (negara maju) karena ingin mendapatkan pendapatan yang lebih dan kesejahteraan yang tinggi,” ungkapnya. 

Baca Juga: Mengenal Hari Buruh Migran yang Berangkat dari Konvensi 1990

3. Remitansi efektif kurangi kemiskinan

Indonesia Paling Banyak Kirim Pekerja Migran, Urutan ke-2 di ASEANilustrasi kemiskinan (unsplash.com/dulana_hansisi)

Lebih lanjut, data BPS menunjukkan bahwa dana remitansi efektif untuk mengurangi kemiskinan di negara asal terutama di wilayah kantong migran. Contohnya remitansi migran Nepal yang bekerja di GCC dan Malaysia mengurangi kemiskinan hingga 40 persen sepanjang 2001 hingga 2011. 

" Sementara di Indonesia rumah tangga yang menerima remitansi memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk jatuh menjadi kelompok miskin, serta adanya peningkatan konsumsi dan kualitas pendidikan yang lebi baik dibandingkan keluarga lain kelompok yang sama levelnya tapi keluarganya tidak ada yang bekerja atau bermigrasi bekerja di luar negeri," ucapnya. 

Baca Juga: Ganjar Ingin Pekerja Migran Indonesia Dilatih Manajemen Keuangan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya