Hilirisasi Terus Dikritik, Bahlil: Otaknya Keliru

Hilirisasi bakal lanjut terus

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia memastikan kebijakan hilirisasi sumber daya alam akan terus dilanjutkan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi. Menurutnya, pihak-pihak yang menilai kebijakan hilirisasi keliru justru perlu dipertanyakan.

“Jadi, kalau ada hari ini yang mengatakan hilirisasi adalah jalan yang keliru. Saya mengatakan bahwa yang bicara itu otaknya keliru karena negara harus jalan lurus," kata Bahlil dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023, Kamis (7/12/2023).

Baca Juga: Tiga Kritik Pedas Tim Anies pada Kebijakan Hilirisasi Nikel Jokowi

1. Hilirisasi sumber daya alam bentuk kedaulatan negara

Hilirisasi Terus Dikritik, Bahlil: Otaknya KeliruIlustrasi hilirisasi di bidang pertanian (pexels.com/Nicolas Veithen)

Komitmen untuk melanjutkan hilirisasi sumber daya alam merupakan bentuk keberpihakan pemerintah untuk mendorong kedaulatan negara. Hilirisasi pun telah berdampak positif terhadap nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Berdasarkan data yang dipaparkan BKPM sebelumnya, hilirisasi telah memberikan nilai tambah bagi produk turunan nikel, sehingga turut berkontribusi pada nilai ekspor Indonesia. Ekspor besi dan baja yang sebelumnya hanya 3,3 miliar dolar AS pada 2017, kini melesat menjadi 27,8 miliar dolar AS tahun lalu.

Hilriisasi juga akan memberikan efek signifikan terhadap kinerja neraca perdagangan, contohnya, neraca perdagangan Indonesia-China yang kini surplus 1,3 miliar dolar AS pada kuartal I 2023, dari sebelumnya defisit 18 miliar pada 2016-2017.

Ia menegaskan kebijakan hilirisasi yang dijalankan tidak untuk satu produk seperti nikel yang hanya digunakan membuat baterai kendaraan listrik. Namun bisa dibuat menjadi aneka produk lainnya seperti stainless steel, baja, hingga peralatan sendok makan yang digunakan sehari-hari.

“Jadi pikirannya jangan sempit gitu, lho. Saya kadang-kadang bingung ketika orang berpandangan hilirisasi itu hanya bagian satu produk seperti ekosistem baterai mobil listrik, itu kan cuma satu bagian saja,” ujarnya.

2. Hilirisasi terus dilanjutkan dukung kemandirian ekonomi

Hilirisasi Terus Dikritik, Bahlil: Otaknya KeliruPresiden Joko Widodo meninjau groundbreaking proyek hilirisasi batu bara ke DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin, (24/1/2022). (Dok. Pertamina)

Meskipun mendapatkan banyak kritik, Bahlil memastikan kebijakan hilirisasi akan terus dilanjutkan yang diyakini untuk mendukung kemandirian ekonomi.

Pemerintah pun tidak ingin sumber daya alam yang dipunya tidak hanya dijual dalam bentuk barang mentah dengan harga yang rendah.

“Itu sama saja kita berpikir masih dalam dunia penjajahan, kalau mau cari duit cepat ya kirim-kirim saja raw material, cara-cara begini yang membuat negara tidak maju,” jelasnya.

Baca Juga: Prabowo Bakal Perbaiki Kebijakan Hilirisasi Jokowi

3. Bahlil terima kritik publik

Hilirisasi Terus Dikritik, Bahlil: Otaknya KeliruKementerian ESDM

Bahlil pun mempersilakan publik bila terus mengkritik kebijakan hilirisasi, itu salah satu bagian dari risiko berdemokrasi sehingga semua pendapat harus dihargai.

"Ya enggak apa-apa dikritik itu jadi risiko dari sebuah negara demokrasi kan menghargai pikiran orang, tapi kami pemerintah berkeyakinan bahwa dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita," jelas Bahlil.

Sejauh ini, realisasi investasi periode Januari-September atau kuartal III mencapai Rp1.053,1 triliun. Artinya Kementerian Investasi hanya perlu mengejar Rp346,9 triliun untuk mencapai target tersebut.

"Target tahun ini kan Rp1.400 triliun, insyaAllah akan tercapai di 2023," jelas Bahlil. 

Baca Juga: Ganjar Pranowo Dorong Hilirisasi Digital di Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya