Generasi Z dan Milenial Makin Melek Investasi di SBN, Ini Datanya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan makin banyak generasi milenial dan Gen Z yang melek investasi. Hal ini tercermin dari meningkatnya kepemilikan SBN oleh generasi milenial dan Gen Z di setiap penerbitan surat utang pemerintah.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, mengatakan kepemilikan surat utang oleh generasi milenial dan gen Z mencapai 53 persen dari realisasi penerbitan SBN ritel pada tahun ini mencapai Rp64,93 triliun.
"Terakhir sampai dengan April 2024 ini investor milenial sampai 51 persen. Gen Z sekitar 2,3 persen. jadi total antara milenial dan Gen Z antara 53-54 persen" ucap Deni saat konferensi pers di Jakarta, Senin (10/6/2024).
1. Emak-emak masuk tiga besar paling banyak kuasai SBN
Selain gen Z dan milenial, mayoritas kepemilikan SBN ritel dipegang oleh kaum perempuan dengan profesi tiga terbesar ialah wiraswasta, karyawan swasta, serta ibu rumah tangga. Namun ia masih enggan menjelaskan lebih rinci porsinya.
"Profesi paling besar adalah wiraswasta, kemudian karyawan swasta, dan ketiga ibu-ibu rumah tangga, jadi ibu rumah tangga masuk tiga besar investor terbesar, ini menunjukkan the real power of emak-emak," ucap Deni.
Baca Juga: Dampak COVID-19, Utang Jatuh Tempo 2025 Tembus Rp800 Triliun
2. Gen-Z terlalu mudah berutang
Editor’s picks
Namun Deni tak menampik bahwa saat ini generasi Z terlalu mudah berutang melalui paylater. Fenomena ini didukung oleh mudahnya akses ke layanan tersebut seperti melalui e-commerce dan berbagai tawaran lainnya.
"Gen Z terlalu mudah berutang. Sekarang kita beli di e-commerce langsung ada tawaran paylater, jadi lebih mudah untuk bayar melalui pinjaman dibandingkan dengan cash," tegasnya.
Dengan kondisi ini, menurutnya semua pihak perlu ikut mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan keuangan yang baik agar tak terjebak pada gaya hidup konsumtif. Sehingga masyarakat bisa memiliki aset di masa tua nanti.
"Jangan sampai gaya hidup kita hari ini dibiayai dengan pendapatan kita hari esok, yang paling keren adalah kalau biaya hidup kita di hari esok dibiayai dari pendapatan negara, itu dengan beli SBN. artinya kita akan dapat penghasilan dari pendapatan pajak negara di hari depan
3. Realisasi penerbitan SBN ritel sepanjang Januari-Mei capai Rp64,93 triliun
Adapun target hasil penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel tahun ini senilai Rp140-Rp160 triliun pada tahun ini. Kemudian hingga saat ini sudah terealisasi Rp64,93 triliun yang terdiri dari hasil penerbitan ORI025 Rp23,9 triliun, SR020 Rp21,36 triliun, dan ST012 Rp19,65 triliun.
Untuk terus merealisasikan target perolehan dana dari penerbitan SBN ritel itu, per hari ini pemerintah pun telah menerbitkan dua seri Savings Bond Ritel (SBR), yakni SBR013T2 dan SBR013T4 dengan kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) masing-masing 6,45 persen dan 6,60 persen.
Deni menargetkan, dari hasil penerbitan itu, pemerintah akan bisa meraup dana dari individu Warga Negara Indonesia (WNI) Rp 15 triliun sampai dengan Rp 20 triliun.
"Untuk target penerbitan SBR013 itu kita target awalnya Rp 15 triliun, cuma nanti tentu kita akan perhatikan juga minat dari masyarakat, kalau memang tinggi minatnya kita punya spare alokasi untuk upsize hingga Rp 20 triliun," tutur Deni.