Fiskal Tertekan, Utang Pemerintah Amerika Serikat Meningkat

The Fed diproyeksi turunkan suku bunga dua kali

Intinya Sih...

  • Amerika Serikat menghadapi tekanan fiskal tinggi yang memengaruhi kinerja ekonomi global.
  • Laju inflasi AS mulai menurun, sinyal baik untuk penurunan Fed Fund Rate tahun ini.
  • Pasar mengantisipasi dua kali pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate periode September dan Desember 2024.

Jakarta, IDN Times - Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu, Rofyanto Kurniawan, mengatakan Amerika Serikat sedang menghadapi berbagai permasalahan yang tidak mudah dan berpotensi akan mempengaruhi kinerja ekonomi global.

"Amerika Serikat, sebagai negara dengan perekonomian terbesar, ini akan sangat mempengaruhi. AS menghadapi tekanan fiskal sangat tinggi. Tentunya, ini juga memacu dolar AS dan memengaruhi imbal hasil surat utang pemerintah AS (yield UST) tetap berada pada level yang tinggi," kata Rofyanto dalam Konsultasi Publik Rancangan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2025, Selasa (30/7/2024).

1. Inflasi AS turun jadi sinyal baik untuk penurunan The Fed

Fiskal Tertekan, Utang Pemerintah Amerika Serikat MeningkatIDN Times

Laju inflasi diproyeksikan mulai menurun, tetapi tetap berada di level yang tinggi. Inflasi AS yang mulai turun menjadi sinyal baik untuk penurunan Fed Fund Rate (FFR) tahun ini.

Adapun, indeks harga konsumen (IHK) naik atau mengalami inflasi tiga persen (year on year/yoy) pada Juni, turun dari 3,3 persen pada Mei 2024. Laju inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 3,1 persen.

Inflasi (yoy) pada Juni 2024 adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari tiga tahun terakhir. Secara bulanan (month to month/mtm), IHK turun 0,1 persen atau deflasi 0,1 persen pada Juni 2024. Ini adalah deflasi pertama sejak Mei 2020 atau pada awal pandemik COVID-19.

"Jadi, memang kami harapkan probabilitas untuk pemangkasan Fed fund rate pada 2024 meningkat. Sehingga, kalau suku bunga di AS akan menurun. Nah, tentunya tekanan terhadap nilai tukar di berbagai negara berkembang juga akan menurun," ujar Rofyanto.

Baca Juga: Ada Sentimen Suku Bunga The Fed, Berikut 3 Rekomendasi Saham Pekan Ini

2. Pasar proyeksi The Fed turunkan suku bunga dua kali

Fiskal Tertekan, Utang Pemerintah Amerika Serikat Meningkatilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam catatannya, pasar mengantisipasi dua kali pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) periode September dan Desember 2024. Nantinya, dilanjutkan tiga kali pada 2025.

"Penurunan inflasi AS yang terbatas dan dinamika pemilu AS masih membayangi prospek pemangkasan lanjutan FFR," kata Rofyanto.

3. Tren utang pemerintah AS terus naik

Fiskal Tertekan, Utang Pemerintah Amerika Serikat MeningkatIlustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia menjelaskan defisit fiskal 2024 yang sangat besar di level 6,5 persen, maka mendorong lonjakan utang pemerintah AS meningkat dan yield akan melonjak tinggi. Berdasarkan bahan paparannya, penerbitan utang pemerintah AS secara bruto diperkirakan mencapai 28,2 triliun dolar AS pada 2024 dan 2025 melonjak hingga 30,2 triliun dolar AS.

Padahal, pada 2023 tercatat sebesar 22,7 triliun dolar AS dan 2022 sebesar 16,7 triliun dolar AS. Dengan demikian, Rofyanto menilai rasio utang yang meningkat akan mempengaruhi fleksibilitas atau ruang fiskal suatu negara untuk mendorong perekonomian negara tersebut.

"Sekarang, Amerika menghadapi permasalahan yang tidak mudah. Kami lihat surat utang pemerintah AS meningkat sangat signifikan. Kami juga melihat negara-negara maju termasuk AS ini memiliki tantangan fiskal yg tidak mudah," kata Rofyanto.

Baca Juga: Persepsi Fiskal Bikin Rupiah Kedodoran, Sri Mulyani Buka Suara

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya