Ekspor Mobil RI Terus Naik, Paling Banyak ke Filipina

Semester I ekspor mobil capai 2,78 miliar dolar AS

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekspor mobil asal Indonesia mengalami tren peningkatan selama periode 2021-2024. 

Berdasarkan data BPS, nilai mobil yang diekspor pada semester I 2024 sudah mencapai nilai 2,78 miliar dolar AS. Namun mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Jika dilihat secara historis, dari tahun 2021 hingga 2023, nilai ekspor mobil dari Indonesia terus mengalami peningkatan meskipun pada Januari sampai dengan Juni 2024 sedikit lebih rendah peningkatannya dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Senin, (15/7/2024).

1. Ekspor mobil beri andil 2,4 persen dari total ekspor nonmigas

Ekspor Mobil RI Terus Naik, Paling Banyak ke Filipinapotret mobil listrik Wuling Cloud EV (dok. Wuling)

Menurutnya, ekspor mobil memberikan andil 2,4 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia. Secara lebih rinci, pada semester I 2021 nilai ekspor mobil dari Indonesia mencapai 1,67 miliar dolar AS. 

Lalu pada semester I 2022 meningkat menjadi 2,39 miliar dolar AS dan pada 2023 angkanya mencapai 2,97 miliar dolar AS.

Baca Juga: Kenapa Suara Mobil Diesel Lebih Berisik? Ini 3 Penyebabnya

2. Filipina paling doyan impor mobil dari Indonesia

Ekspor Mobil RI Terus Naik, Paling Banyak ke Filipinailustrasi ekspor impor (pexels.com/Samuel Wölfl)

Lebih lanjut, Filipina menjadi negara yang paling banyak mengimpor mobil dari Indonesia pada periode Januari-Juni 2024. Angka ekspor mobil ke Filipina mencapai 27,64 persen.

"Artinya 1 dari 4 mobil yang diproduksi di Indonesia dikirim ke Filipina," kata dia.

Adapun negara lain yang doyan mengimpor mobil dari Indonesia adalah Vietnam dengan porsi 16,17 persen, Arab Saudi 15,52 persen, Meksiko 10,53 persen dan Uni Emirat Arab 5,46 persen.

3. Neraca dagang alami surplus selama 50 bulan berturut-turut

Ekspor Mobil RI Terus Naik, Paling Banyak ke Filipinailustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, BPS juga mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 surplus 2,39 miliar dolar AS. Dengan begitu, surplus neraca dagang telah terjadi selama 50 bulan berturut-turut. 

Amalia menjelaskan, surplus neraca dagang Juni ini turun 530 juta dolar AS dibandingkan surplus Mei sebesar 2,92 miliar dolar AS dan lebih rendah bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,45 miliar dolar AS. 

"Surplus Juni 2024 ini tentunya lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya maupun bulan yang sama pada tahun lalu," jelasnya.

Baca Juga: 5 Ciri Mobil Boros Bensin, Cek Asap Knalpotnya! 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya