Ekspor Indonesia Capai US$22,21 Miliar di Juli 2024

Ekspor naik 6,64 persen (yoy)

Intinya Sih...

  • Ekspor Indonesia naik 6,64% (yoy) menjadi 22,21 miliar dolar AS pada Juli 2024.
  • Nilai ekspor migas naik 15,57%, sedangkan ekspor nonmigas naik 5,98% dari bulan sebelumnya.
  • Peningkatan nilai ekspor didorong oleh bijih logam terak dan abu (HS26), logam mulia dan perhiasan (HS71), serta mesin dan perlengkapan elektrik. (HS85)

Jakarta, IDN Times  - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mencapai 22,21 miliar dolar AS pada Juli 2024, meningkat 6,64 persen dari Juli 2024 (year on year/yoy).  Laju ekspor meningkat 6,55 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 20,84 miliar dolar AS (month to month/mtm). 

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kinerja ekspor ini didukung oleh ekspor minyak dan gas (migas) dan nonmigas. Nilai ekspor migas tercatat sebesar 1,42 miliar dolar AS atau naik 15,57 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,23 miliar dolar AS.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas mencapai 20,79 miliar dolar AS, atau meningkat 5,98 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 19,61 miliar dolar AS. 

"Peningkatan nilai ekspor Juli secara bulanan terutama didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas yaitu pada bijih logam terak dan abu (HS26), yang naik sebesar 3.973,44 persen dengan andil 3,32 persen,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2024). 

Baca Juga: Ekspor Mobil RI Terus Naik, Paling Banyak ke Filipina

1. Ekspor logam mulia dan perhiasan naik 51,11 persen

Ekspor Indonesia Capai US$22,21 Miliar di Juli 2024Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian, ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS71) naik 51,11 persen dengan andil 1,28 persen terhadap total ekspor. Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) naik 14,89 persen dengan andil 0,81 persen. 

Sementara itu, peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak dengan andil sebesar 0,82 persen 

"Adapun secara tahunan nilai ekspor Juli 2024 22,21 miliar dolar AS sebesar juga mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai  20,86 miliar dolar AS," jelasnya. 

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada logam mulia dan perhiasan permata (HS71), bijih logam terak dan abu (HS26) dan kakao serta olahannya (HS18). 

2. Ekspor nonmigas sektor pertanian, kehutanan dan perikanan kontribusi US$ 0,50 miliar

Ekspor Indonesia Capai US$22,21 Miliar di Juli 2024Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Amalia merinci ekspor nonmigas berdasarkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi 0,50 miliar dolar AS. Kemudian sektor pertambangan dan lainnya sebesar 3,77 miliar dolar AS dan sektor industri pengolahan sebesar 16,51 miliar  dolar AS. 

"Nilai ekspor nonmigas mengalami peningkatan secara bulanan peningkatan terjadi pada sekto pertambangan dan lainnya yang naik 19,51 persen dengan andil peningkatan 2,96 persen. 

"Peningkatan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor biji  tembaga aspal biji titanium dan sejenisnya," tegasnya. 

Baca Juga: Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke Laju Ekspor RI

3. Impor Juli tercatat US$21,74 miliar

Ekspor Indonesia Capai US$22,21 Miliar di Juli 2024ilustrasi data laporan keuangan (Freepik.com/fabrikasimf)

Sementara itu, nilai impor pada Juli 2024 sebesar 21,74 miliar dolar AS atau naik 17,82 persen dibandingkan bulan lalu. Adapun nilai impor migas senilai 3,56 miliar dolar AS atau naik 8,78 persen secara bulanan sementara itu impor nonmigas senilai 18,18 miliar dolar AS atau naik 19,76 persen secara bulanan. 

"Meningkatnya nilai impor secara bulanan disebabkan peningkatan nilai impor nonmigas dengan andil 16,26 persen sementara itu andil peningkatn nilai impor migas adalah sebesar 1,56 persen," jelasnya. 

Amalia menuturkan, secara tahunan nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen dengan rincian, nlai impor migas dan nonmigas masing-masing naik 13,59 persen dan 10,60 persen. Adapun kenaikan nilai impor migas didorong oleh peningkatan volume dan peningkatan rata-rata harga agregat.

"Secara lebih sesifik dapat kami sampaikan bahwa kelompok migas yang mengalami peningkatan nilai impor cukup tinggi adalah impor hasil minyak yang meningkat 30 persen, sementara peningkatan nilai impor nonmigas lebih didorong oleh kenaikan volume yang sebesar 31,74 persen," jelasnya. 

Baca Juga: Ajak Hilirisasi, Mendag Larang Ekspor Kelapa Mentah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya