Ekonomi Sirkular Bisa Dongkrak PDB hingga Rp638 Triliun pada 2030
Intinya Sih...
- Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, proyeksikan ekonomi sirkular dapat tingkatkan PDB Rp638 triliun pada 2030.
- Penerapan ekonomi sirkular fokus pada lima prioritas: pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan, ekonomi sirkular bisa mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp638 triliun pada 2030.
Adapun ekonomi serkular adalah modal ekonomi yang bertujuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya, mendesain suatu produk agar memiliki daya guna selama mungkin, dan mengembalikan sisa proses produksi dan konsumsi ke dalam rantai nilai.
"Kita akan membahas ekonomi sirkular salah satu strategi wujudkan ekonomi hijau. Ekonomi sirkular penerapan refuse, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose, recycle, dan recover mencakup intervensi di seluruh value chain," ucapnya dalam Pembukaan Green Economy Expo 2024 di JCC, Selasa (3/7/2024).
Baca Juga: Nilai Ekonomi yang Hilang dari Sampah Makanan Tembus Rp551 Triliun
1. Penerapan ekonomi sirkular harus diterapkan pada lima prioritas
Ia menjelaskan, penerapan ekonomi sirkular pada lima prioritas, yaitu pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil.
"Dengan menerapkan ekonomi sirkular maka bisa menciptakan sebanyak 4,4 juta lapangan kerja hijau, dengan 75 persen merupakan tenaga kerja perempuan," ujarnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Marak Badai PHK, Rachmat Gobel Sebut Ada Masalah Pengelolaan Ekonomi
2. Ekonomi sirkular bisa kurangi timbunan limbah hingga 52 persen
Manfaat lainnya dari penerapan ekonomi sirkular, yakni bisa mengurangi timbunan limbah 18 hingga 52 persen dibandingkan business as usual pada 2030, dan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 126 juta ton CO2.
"Tanpa kita sadari, prinsip ekonomi sirkular sudah banyak diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari dengan usaha repair atau memperbaiki barang yang rusak agar dapat digunakan kembali. Kemudian pemilahan sampah dengan daur ulang sampah dan usaha sewa barang," tuturnya.
3. Tingkat ketercapaian ekonomi sirkular RI masih rendah
Pada 2023, Bappenas sudah menghitung tingkat ketercapaian ekonomi sirukular oleh pemerintah dan pelaku usaha. Hasilnya tingkat input material sirkular 9 persen, tingkat data tahan produk 4 persen, dan tingkat daur ulang hanya 5 persen.
"Capaian ini sangat rendah dibandingkan negara lain, diperlukan penguatan dan perencanaan dan startegi untuk unlocking berbagai manfaat yang dipetakan yang disusun dalam framework," ujarnya.