Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp9 Ribu Triliun, Ini Syaratnya 

Ekosistem digital dan keuangan berkembang pesat

Intinya Sih...

  • Menteri Airlangga Hartarto optimis ekonomi digital Indonesia tembus 600 miliar dolar AS pada 2030 sesuai Digital Economy Framework Agreement (DEFA) ASEAN.
  • Syarat mencapai target termasuk cross border e-commerce, digital ID, mobilitas talenta digital, e-payment BI, e-invoicing, dan cyber yang aman.
  • Indonesia menunjukkan kemajuan pesat dalam ekosistem dan keuangan digital dengan peningkatan daya saing digital serta memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis ekonomi digital Indonesia bisa tembus hingga 600 miliar dolar AS atau Rp9.780 triliun (kurs Rp 16.300) pada 2030. Hal ini sejalan dengan adanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang telah dilakukan sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia.

"Dengan program ini diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah 1 triliun dolar AS, akan naik menjadi 2 triliun dolar AS. Jadi ekonomi digital Indonesia pun dipderkirakan naik menjadi 600 miliar dolar AS," kata Airlangga dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia di Jakarta Convention Center, Kamis (1/8/2024).

Baca Juga: Jokowi Akui Masyarakat Masih Rentan Penipuan dan Kejahatan Digital

1. Syarat ekonomi digital tembus Rp9.000 triliun

Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp9 Ribu Triliun, Ini Syaratnya ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk mencapai target tersebut, ada beberapa syarat yang perlu disiapkan yakni cross border e-commerce dan perdagangan digital, digital ID, mobilitas talenta digital, e-payment yang sudah dilakukan BI, serta e-invoicing dan cyber yang aman.

"E-payment BI jauh lebih besar darinsemua region di dunia. Jadi satu lokal currency settelment telah menjadi contoh berbagai negara lain," tegasnya.

2. Ekosistem ekonomi keuangan digital RI berkembang pesat

Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp9 Ribu Triliun, Ini Syaratnya ilustrasi uang digital (Freepik.com)

Menurut Airlangga, Indonesia menunjukkan kemajuan pesat dalam ekosistem dan keuangan digital. Hal itu tercermin dari peningkatan daya saing digital atau World Digital Competitiveness Indonesia yang naik peringkat menjadi ke-45 di 2023, dari sebelumnya ke-56 di 2019.

"Jadi naik 11 tingkat dan jumlah startup kita di peringkat ke-6 secara global, bahkan kita lebih tinggi dari Jerman. Jadi kita di ASEAN nomor 1, Singapura di peringkat 11," beber Airlangga.

Baca Juga: Airlangga: RI Punya Unicorn-Decacorn Terbesar di antara Negara Lain

3. Sebanyak 2 decacorn Indonesia sudah tembus global

Ekonomi Digital RI Bisa Tembus Rp9 Ribu Triliun, Ini Syaratnya Potensi ekonomi digital Indonesia besar. (Dok/Scresnshot)

Selain itu, Indonesia juga memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn sudah tembus global yakni GoTo dan yang sudah beroperasi di Singapura, Thailand, Vietnam, India, dan Tiongkok. Kemudian pengiriman logistik, Indonesia memiliki J&T ada di 13 negara.

Menurut Airlangga, investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia juga tumbuh positif, ditunjukkan oleh deal value investasi pada 2023 sebesar 22 miliar dolar AS.

"Nilai ini tertinggi kedua setelah Singapura yang mencapai 141 miliar dolar AS," tegasnya.

Indonesia sendiri memiliki enam pilar utama untuk ekonomi digital yakni infrastruktur, sumber daya manusia, iklim bisnis dan keamanan cyber, penelitian inovasi dan pengembangan bisnis, pendanaan investasi, serta kebijakan regulasi.

"Jawa masih mendominasi tingkat teratas daya saing (digital) karena infrastruktur, namun Sulawesi Tenggara masuk dalam 8 peringkat karena lokasi infrastruktur digital dan palapa ring di paket tengah," imbuhnya.

Baca Juga: Jokowi Kepincut Gebrakan Elon Musk Bikin Catwalk Pakai AI

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya