Bos BI Sebut Kondisi Ekonomi Global Masih Belum Ramah 

Kebijakan moneter akan diarahkan jaga stabilitas ekonomi

Intinya Sih...

  • Kebijakan moneter BI diarahkan jaga stabilitas ekonomi Indonesia, dengan inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah stabil.
  • Ekonomi Indonesia masih kuat dengan pertumbuhan di atas 5 persen secara tahunan dan laju inflasi Mei berada di level 2,84 persen (yoy).

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan kondisi perekonomian global masih tidak ramah. Alhasil, ada sejumlah risiko yang harus  diantisipasi secara bersama-sama. 

"Kita perlu terus memperkuat sinergi ini karena kondisi global masih belum ramah," kata Perry dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan TPID Award, Jumat (14/6/204). 

Perry pun berkomitmen melakukan kebijakan moneter yang konsisten, yang akan diarahkan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, dengan memastikan inflasi tetap terkendali dan nilai tukar rupiah tetap stabil.

Baca Juga: Bos BI Lapor Jokowi, Inflasi RI Termasuk Terendah di Dunia

1. Pertumbuhan ekonomi masih kuat ditopang inflasi rendah

Bos BI Sebut Kondisi Ekonomi Global Masih Belum Ramah ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski demikian, Perry optimistis kinerja ekonomi Indonesia masih kuat, yang tercermin dari data pertumbuhan ekonomi masih berada di atas 5 persen secara tahunan (year on year/yoy), kemudian laju inflasi Mei yang berada di level 2,84 persen (yoy). 

Menurut Perry, penguatan bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dilakukan dengan bersinergi erat bersama pemerintah pusat dan daerah.

"Sinergi yang berkelanjutan kesinambungan adalah sangat penting untuk pengendalian inflasi ke depan, khususnya untuk memitigasi risiko kenaikan harga pangan dan energi akibat konflik geopolitik global yang masih berkelanjutan," tuturnya. 

Baca Juga: Jokowi Semringah Inflasi Mei 2,84 Persen: Segar Kalau Begini

2. Inflasi Indonesia terendah dalam 10 tahun terakhir

Bos BI Sebut Kondisi Ekonomi Global Masih Belum Ramah Ilustrasi penurunan inflasi (istockphoto.com/Mongkol Onnuan)

Perry menyebut tren inflasi Indonesia selama 10 tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terbukti dari kondisi inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Mei 2024 tercatat sebesar 2,84 persen (yoy), atau terjaga dalam kisaran target 2,5 persen plus minus 1 persen.

"Tren inflasi Indonesia dalam 10 terakhir menurun dan terkendali rendah, bahkan termasuk yang terendah di dunia pada saat ini,” tutur Perry. 

Perry menyebut inflasi yang rendah sebagai faktor sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta kesejahteraan rakyat Indonesia. 

3. BI terus akselerasi digital di sistem pembayaran

Bos BI Sebut Kondisi Ekonomi Global Masih Belum Ramah Hindari penipuan penggunaan qris transaksi harus dicek setiap saat.(IDN Times/Foto : Xendit)

Selain itu, Bank Indonesia akan mendorong digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung penyaluran bantuan sosial melalui elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah dan daerah. Selain itu, kerja sama sistem pembayaran QRIS dengan negara di kawasan ASEAN. 

Berdasarkan data BI, pada April 2024, transaksi BI-RTGS meningkat 18,65 persen (yoy) mencapai Rp13.112,22 triliun. Kemudian transaksi BI-FAST tumbuh 56,70 persen (yoy) sehingga mencapai Rp612,90 triliun.

Nominal transaksi digital banking tercatat Rp5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08 persen (yoy) dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99 persen (yoy) sehingga mencapai Rp90,44 triliun.

Sementara itu, nominal transaksi QRIS tumbuh 194,06 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta. Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun sebesar 12,49 persen  (yoy) mencapai Rp619,19 triliun. 

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya