BI Ungkap Biang Kerok Rupiah Sempat Sentuh Rp15.892 per Dolar AS

Fundamental ekonomi masih baik

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia buka suara atas pergerakan rupiah yang terus melemah. Bahkan berdasarkan data Jisdor BI pada 29 Januari 2023, rupiah sempat melemah ke level terdalam yakni Rp15.829 per dolar AS pada 26 Januari 2024.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh dua faktor yakni fundamental dan berita. 

"Nilai tukar dipengaruhi dua faktor utama. Satu, faktor fundamental supply demand dan kedua, berita," ungkap Perry saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan I Tahun 2024, Selasa (30/1/2024).

Baca Juga: Bos BI Pede Rupiah Bakal Berotot Tahun Ini

1. Fundamental ekonomi baik

BI Ungkap Biang Kerok Rupiah Sempat Sentuh Rp15.892 per Dolar ASilustrasi kebijakan ekonomi (Pixabay.com)

Dia menjelaskan secara fundamental ekonomi dalam negeri masih sangat baik yang diukur dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, hingga transaksi berjalan.

Perlu diketahui, pertumbuhan ekonomi kuartal III mencapai 4,94 persen (yoy). Kemudian inflasi sebesar 2,61 persen (yoy). Neraca dagang Indonesia mencatatkan surplus sebesar 36,93 miliar dolar AS selama 2023.

2. Faktor berita arah suku bunga The Fed pengaruhi rupiah

BI Ungkap Biang Kerok Rupiah Sempat Sentuh Rp15.892 per Dolar ASilustrasi pengeboman (pexels.com/Pixabay)

Sementara itu, faktor pemberitaan beberapa pekan terakhir juga mempengaruhi pergerakan rupiah. Salah satunya proyeksi pemangkasan suku bunga acuan AS atau fed fund rate.

"Fed fund rate akan turun pada kuartal I dan II, tetapi ternyata data-data terakhir kayaknya FOMC untuk tidak buru-buru menurunkan Fed Fund Rate (FFR), karena ekonomi masih tumbuh bagus. Kemudian inflasi (AS) masih belum turun di bawah sasaran," tegasnya.

Selanjutnya, eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah dan Laut China sehingga memunculkan gangguan pasokan. Adapula berita kebijakan pemerintah China dalam mencegah pasar saham tidak merosot. "Mereka menghentikan peminjaman saham tertentu, tidak boleh melakukan soft selling," ujarnya.

Berita-berita dunia tersebut membuat tekanan seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah, meningkat.

3. BI lakukan intervensi demi stabilkan rupiah

BI Ungkap Biang Kerok Rupiah Sempat Sentuh Rp15.892 per Dolar ASGoogle

Perry memproyeksi The Fed  belum jadi menurunkan suku bunga pada Semester I 2024, namun pihaknya masih akan memantau berbagai perkembangan dari arah kebijakan The Fed. 

"Kita monitor minggu ini nanti statementnya kayak apa. Ini faktor berita yang kemudian membawa dolar AS yang tempo hari melemah jadi menguat lagi. Tempo hari dolar indeks yang turun 102 lalu naik lagi  bahkan di atas 103, ini indeks dolar AS terhadap berbagai macam mata uang dunia. Sehingga seluruh mata uang dunia melemah tidak terkecuali rupiah," ujar Perry. 

Meski demikian, Perry menegaskan bahwa BI terus melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah agar sesuai fundamental. BI optimistis, nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS.

"Positifnya perkembangan nilai tukar rupiah ke depan didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta penguatan strategi operasi moneter pro-market Bank Indonesia dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang," tegasnya.

Perry menambahkan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Baca Juga: Punya Uang Koin 100 Rupiah Tahun 1978? Bisa Dijual Ratusan Juta loh!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya