BI Pastikan Ekonomi RI Tetap Kuat meski AS Terancam Resesi

Pertumbuhan ekonomi konsisten di level 5 persen

Intinya Sih...

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di level 5 persen, didukung sektor keuangan yang stabil.
  • Daya tahan Indonesia cukup kuat menghadapi guncangan global, proyeksi suku bunga dan inflasi global akan turun.
  • Bank Indonesia akan terus koordinasi dengan pemerintah, memberikan insentif likuiditas, dan mendorong pertumbuhan UMKM.

Jakarta, IDN Times - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memastikan ekonomi Indonesia tetap kuat, meskipun ada risiko ancaman resesi dari Amerika Serikat (AS).

Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang mendorong ekonomi RI tetap kuat yakni sektor keuangan yang stabil dan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di level 5 persen.

"Satu hal yang membuat kita juga cukup preseden kan global sudah lama bergejolaknya, tapi kita punya sesuatu yang cukup strong didukung dengan sektor keuangan kita yang juga lebih stabil," ujar Destry usai pelantikan di Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga: Destry Damayanti Resmi Dilantik Jadi Deputi Gubernur Senior BI 2024-2029

1. Suku bunga global dan inflasi yang tinggi diproyeksikan bakal menurun

BI Pastikan Ekonomi RI Tetap Kuat meski AS Terancam ResesiIlustrai Gambar ekonomi global (pixabay.com/The Digital Artist)

Ia menegaskan, Indonesia memiliki daya tahan yang cukup kuat dalam menghadapi guncangan global. Bahkan ia memproyeksi suku bunga dan inflasi global yang tinggi akan segera turun.

"Kondisi higher for longer atau suku bunga tinggi, inflasi tinggi, itu mungkin tidak akan terjadi lagi di global, probabilitasnya menjadi kecil. Tentu ini akan bagus bagi ekonomi domestik kita dan juga termasuk ekonomi di peers grup kita," jelasnya.

2. BI dan pemerintah akan terus koordinasi jaga pertumbuhan ekonomi

BI Pastikan Ekonomi RI Tetap Kuat meski AS Terancam ResesiTimmy Si Robot

Destry memastikan Bank Indonesia akan terus melakukan koordinasi bersama pemerintah untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Bank Sentral juga memberikan sejumlah insentif agar likuiditas tetap melimpah. Di sisi lain, BI juga akan tetap mendorong pertumbuhan UMKM demi mendorong perekonomian.

"Dan ini akan menjadi tantangan di mana kita akan terus mengakselerasi pertumbuhan, khususnya untuk sektor-sektor yang memang bisa menopang pertumbuhan ekonomi ke depan, salah satunya seperti UMKM kemudian sektor yang menyerap tenaga kerja yang besar itu tentunya menjadi perlu menjadi perhatian ke depan," tambahnya.

Baca Juga: 3 Senjata Prabowo Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

3. RI bisa dapat keuntungan dari risiko resesi AS

BI Pastikan Ekonomi RI Tetap Kuat meski AS Terancam Resesiilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, menyebut Indonesia bisa mendapatkan keuntungan jika perekonomian Amerika Serikat (AS) mengalami resesi.

Apabila terjadi resesi, maka bank sentral AS atau The Fed akan menurunkan suku bunga acuan.

"Dalam konteks untuk stabilitas makro kita dampaknya sementara ini mostly positif di mana kalau suku bunga AS diturunkan itu membuat tekanan untuk capital outflow harusnya bisa berkurang artinya tingkat suku bunga kita di dalam negeri baik yang dalam rupiah terutama itu akan relatif cukup menarik bagi investor," kata Febrio.

Febrio mengatakan kondisi perekonomian yang terjadi di Amerika Serikat sedang di bawah ekspektasi, seperti kenaikan pengangguran dan bank sentral AS atau The Fed tak kunjung menurunkan suku bunga acuan.

"Lalu tingkat suku bunga kebijakan mereka dipandang oleh pasar harusnya sudah lebih awal dipotong, tapi kita kalau dari Indonesia memang kita melihat bahwa dinamika dari tingkat suku bunga dan ekspektasinya itu memang sudah berubah-berubah dari awal tahun," ujar Febrio.

Baca Juga: Ekonomi RI di Q2-2024 Melambat, Gimana Kuartal Selanjutnya?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya