Anak Usaha PLN Sulap Serbuk Gergaji Jadi Bahan Bakar PLTU Bengkayang

Biomassa serbuka gergaji percepat capaian EBT

Jakarta, IDN Times - PLN Indonesia Power (PLN IP) terus lakukan inovasi di berbagai lini bisnis, tak terkecuali program cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). 

Kali ini melalui salah satu Unitnya, Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang yang menjadikan biomassa dari limbah serbuk gergaji atau sawdust sebagai campuran energi primer di PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. 

1. Cofiring biomassa jadi green booster tingkatkan EBT

Anak Usaha PLN Sulap Serbuk Gergaji Jadi Bahan Bakar PLTU BengkayangPLTU Indramayu (commons.wikimedia.org)

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batubara.

Aksi ini merupakan bentuk komitmen PLN grup dalam upaya transisi energi di Tanah Air serta mendukung percepatan menuju Net Zero Emision  2060.

"Cofiring Biomass ini juga merupakan salah satu green booster dalam program akselerasi peningkatan bauran energi terbarukan Tanah Air," jelasnya.

Baca Juga: Genjot Transisi Energi, PLN IP Bangun Produksi Biomassa di Medan

2. Penggunaan biomassa akan turunkan emisi

Anak Usaha PLN Sulap Serbuk Gergaji Jadi Bahan Bakar PLTU Bengkayangilustrasi PLTU (pexels.com/Kelly)

Penggunaan biomassa pada PLTU Bengkayang akan menurunkan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan, hal ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060.

Edwin mengungkapkan, uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang merupakan konversi bahan bakar fosil batubara dengan bahan bakar biomassa. Uji bakar tersebut menggunakan 250 ton atau 10 persen dari total pemakaian batubara PLTU Bengkayang per harinya.

"Uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang telah kami laksanakan dengan presentase 10 persen dari total pemakaian batubara, ini merupakan salah satu komitmen PLN dalam mendukung konversi energi baru terbarukan," tuturnya.

3. Target produksi listrik dari biomassa di PLTU Bengkayang 5 ribu MW

Anak Usaha PLN Sulap Serbuk Gergaji Jadi Bahan Bakar PLTU BengkayangGedung kantor pusat PLN di Jakarta (dok. PLN)

Sementara itu, Manajer PLN IP UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan target produksi listrik yang bersumber dari biomassa pada PLTU Bengkayang sebesar 5.000 MW, artinya sekitar 4 persen dari total keseluruhan produksi listrik yang dihasilkan PLTU tersebut dalam waktu satu tahun.

"Setelah uji bakar cofiring sawdust ini kedepannya tentu kami akan lakukan secara berkelanjutan menggunakan biomassa sawdust dan alternatif lainnya," ujar Slamet.

Ketua Sawmill Muhsinin mengaku mendapat manfaat dengan adanya program cofiring sawdust, yaitu meningkatkan produktifitas Sawmill.

Sebelumnya limbah sawdust memenuhi area kerja sehingga area kerja menjadi terbatas dan kotor, namun kini dengan adanya program cofiring di PLTU Bengkayang dinilainya dapat memberikan nilai ekonomi sehingga penghasilan dapat meningkat serta dapat menyerap tenaga kerja baru.

"Pekerja yang dilibatkan dalam ekosistem biomassa sebelumnya merupakan pengangguran, sehingga dengan adanya program ini sangat membantu memberikan penghasilan per orang Rp 100 ribu per truk dengan asumsi 1 hari 1 truk maka 1 bulan mendapat penghasilan Rp 3 juta yang mana ini lebih besar dari UMK di Mempawah sebesar Rp 2,7 juta. Penghasilan tesebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk sekolah anak," jelas Muhsinin.

Baca Juga: Daftar Gaji Pegawai PLN di Indonesia Berdasarkan Posisi dan Grade-nya

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya