Akhir Perdagangan, Rupiah Lesu di Level Rp16.450 per DolarAS
![Akhir Perdagangan, Rupiah Lesu di Level Rp16.450 per DolarAS](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180906/aecced306b0201c68e947e9af4e79741_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup masih melemah pada akhir perdagangan, Jumat (21/6/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp16.450 per dolar AS per dolar AS.
Rupiah tercatat melemah 20 poin atau 0,15 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.430 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Airlangga: Fundamental Ekonomi Kita Kuat
1. Sejumlah mata uang ikut melemah
Selain rupiah, mata uang di kawasan Asia kompak melemah terhadap dolar AS, di antaranya:
- Ringgit Malaysia melemah 0,12 persen
- Peso Filipina melemah 0,10 persen
- Won Korea melemah 0,25 persen
- Dolar Taiwan melemah 0,13 persen
2. Pelemahan rupiah masih disebabkan The Fed
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan ini masih disebabkan oleh faktor yang sama yakni The Fed yang enggan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga acuannya.
Editor’s picks
Pelemahan ini terjadi meskipun BI sudah mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen dan suku bunga fasilitas deposit ditetapkan sebesar 5,50 persen dan suku bunga fasilitas pinjaman sebesar 7,00 persen.
"Kemarin BI juga tidak melakukan perubahan kebijakan suku bunga. Tapi BI bisa memakai instrumen lain untuk menarik dolar masuk ke Indonesia seperti SRBI," tegasnya.
Baca Juga: Rupiah Makin Merosot, Dibuka di Level Rp16.471,5 per Dolar AS
3. Sentimen eksternal tambah tekanan ke rupiah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pelemahan rupiah ini lebih disebabkan oleh sentimen dari eksternal yakni tingkat suku bunga The Fed, kemudian kebijakan ekonomi di Negeri Paman Sam yang lebih baik.
Hal ini tercermin Inflasi Amerika Serikat (AS) berada di level 3,3 persen secara tahunan pada Mei 2024. Angka ini merupakan yang terendah dalam periode 3 bulan terakhir.
Namun prospek suku bunga akan bergantung pada jalur perekonomian, dan mengindikasikan bahwa bank sentral AS memerlukan waktu dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen.
Baca Juga: Menghadap Jokowi, Bos BI Janji Perkuat Rupiah Pakai Cara Ini