3 Negara Penyumbang Surplus Dagang Terbesar Indonesia 

Neraca dagang RI surplus 36 bulan berturut

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat tiga negara penyumbang surplus nonmigas terbesar pada April 2023.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas di tiga negara yakni adalah India, AS dan Filipina," kata Deputi Bidang Metodologi dan informasi Statistik, Imam Machdi dalam Konferensi Pers, Senin (15/5/2023).

Lebih rinci, India menyumbang surplus terbesar mencapai 1,12 miliar dolar AS, pada komoditas bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 823,8 juta dolar AS, lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) mencapai 115,7 juta dolar AS. Kemudian yang terakhir besi dan baja (HS 72) mencapai 87,1 juta dolar AS.

"Kemudian negara AS, mengalami surplus sebesar 913,8 juta dolar AS.Hal ini terjadi pada beberapa komoditas utama, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85), pakaian, asksesoris dan rajutan (HS 61) dan terakhir alas kaki (HS 64)," ucapnya.

Terakhir Filipina, mengalami surplus hingga 656,7 juta dolar AS, terjadi pada komoditas utama, bahan bakar mineral (HS 27), kendaraan dan bagiannya (HS 87), serta berbagai makanan dan olahannya (HS 21).

Baca Juga: Top! Neraca Dagang RI Surplus 3 Tahun Berturut-turut

1. Tiga negara dengan defisit terdalam

3 Negara Penyumbang Surplus Dagang Terbesar Indonesia ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, terdapat tiga negara dengan neraca perdagangan defisit terdalam, pada Januari 2023 yaitu, Australia, Thailand dan Korea Selatan.

"Australia alami defisit 431,5 juta dolar AS. Defisit terdalam pada komoditas bahan bakar mineral (HS 27) defisit sebesar 169,0 juta, kemudian serelia (HS 10) tercatat minus 81,8 juta dolar AS dan biji logam, terak , dan abu (HS 26) mengalami defisit 52,8 juta dolar AS," ungkapnya.

Selanjutnya, Thailand mengalami defisit sebesar 255,6 juta dolar AS. Defisit terdalam terjadi pada komoditas gula dan kembang gula (HS 17), plastik dan barang dari plastik (HS 39), serta mesin dan peralatan mekanis, serta bagiannya (HS 84).

Sementara Brazil mencatatkan defisit hingga 216 juta dolar AS, meliputi ampas dan sisa industri makanan (HS 23), serelia (HS 10), pulp dari kayu (HS 47).

2. Neraca dagang April surplus 36 bulan

3 Negara Penyumbang Surplus Dagang Terbesar Indonesia Neraca dagang April 2023/Youtube Bps

Lebih lanjut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan April 2023 surplus 3,94 miliar dolar AS. Capaian ini menjadikan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 36 bulan atau 3 tahun berturut-turut.

"Kita dapat analisa bahwa pada April 2023 neraca perdagangan barang kembali mencatat surplus sebesar 3,94 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia sampai April 2023 ini mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Imam Machdi.

Dia mengatakan, pada April 2023, nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 17,62 pesen secara bulanan. Penurunan tersebut utamanya, disebabkan oleh penurunan ekspor komoditas logam mulia dan perhiasan/permata dan bahan bakar mineral.

Sejalan dengan penurunan ekspor, nilai impor Indonesia pada April 2023 juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 25,45 persen (m-to-m). Penurunan nilai impor tersebut lebih dalam daripada penurunan ekspor.

Adapun surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas non migas.

"Dengan rincian neraca perdagangan komoditas non migas surplus 5,64 miliar dolar AS yang disumbang oleh bahan bakar mineral (HS 27); lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15); serta besi dan baja (HS 72),"ucapnya.

Sementara itu neraca perdagangan migas mengalami defisit 1,7 miliar dolar AS, yang disebabkan oleh minyak mentah dan hasil minyak.

Baca Juga: Ancaman Penipuan Tinggi, Pengusaha Ekspor-Impor Perlu Cek Data Mitra

3. Pangsa ekspor dan impor non migas

3 Negara Penyumbang Surplus Dagang Terbesar Indonesia ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Imam menyampaikan, secara agregat, total ekspor non migas ke wilayah ASEAN 3,16 miliar dolar AS, dengan pangsa pasar 17,50 persen.

Kemudian, total ekspor non migas ke wilayah Uni Eropa mencapai 1,44 miliar dolar AS atau pangsa pasar mencapai 7,99 persen.

Sedangkan untuk pangsa impor non migas April 2023 secara agregat di wilayah ASEAN mencapai 1,90 miliar dolar AS, dengan pangsa pasar 15,32 persen. 

"Pangsa pasar impor non migas di wilayah Uni Eropa sebesar 0,98 miliar dolar AS atau 7,87 persen,"ungkapnya.  

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya