Suku Bunga AS dan Ekonomi China Bikin Rupiah Terpukul Sore Ini

Rupiah melemah 19 poin

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah 19 poin terhadap dolar AS, mencapai Rp16.300 per dolar AS.
  • Fokus pasar beralih ke kebijakan suku bunga AS dan berita ekonomi mengecewakan dari China.
  • Nilai tukar rupiah diprediksi cenderung melemah dengan kisaran Rp16.290 hingga Rp16.350 per dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (30/7/2024) sore.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah berada di level Rp16.300 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 19 poin atau 0,12 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), di mana rupiah berada pada level Rp16.320 per dolar AS.

Pelemahan tersebut menunjukkan depresiasi sebesar 34 poin dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya, di mana rupiah berada di level Rp16.286 per dolar AS pada 29 Juli 2024.

1. Fokus pasar beralih ke suku bunga AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan, fokus pasar saat ini sepenuhnya beralih ke kebijakan suku bunga AS. Kehati-hatian tersebut menyebabkan para pedagang cenderung memilih dolar AS, seiring dengan dimulainya pertemuan dua hari Federal Reserve (the Fed) pada Selasa waktu setempat.

Dia menjelaskan, Bank Sentral AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan Rabu nanti. Namun, setiap sinyal mengenai rencana pemangkasan suku bunga akan diawasi dengan ketat.

“Pasar secara umum memperkirakan pemotongan 25 basis poin pada bulan September, tetapi pemotongan suku bunga lebih lanjut masih diragukan,” ujar Ibrahim.

Baca Juga: Rupiah Lesu Jelang Rapat Bank Sentral AS dan Jepang

2. Ekonomi China juga jadi sorotan pelaku pasar

Selain itu, Ibrahim menyoroti serangkaian berita ekonomi mengecewakan dari China telah mengguncang pasar baru-baru ini. Aktivitas manufaktur Negeri Tirai Bambu diperkirakan menyusut untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juli, menurut jajak pendapat Reuters pada Senin.

Pada hari yang sama, Citi memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 5 persen, setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 negara tersebut tidak memenuhi ekspektasi analis. Catatan Citi juga menyebutkan aktivitas ekonomi semakin melemah pada bulan Juli.

Pasar saat ini tengah menantikan pertemuan mendatang dari Politbiro, badan pembuat keputusan utama China, yang diharapkan berlangsung minggu ini. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan dukungan kebijakan ekonomi lebih lanjut.

Namun, ekspektasi terbatas setelah Sidang Pleno Ketiga pada pertengahan Juli, yang sebagian besar hanya menegaskan kembali tujuan kebijakan ekonomi yang ada dan gagal mengangkat sentimen pasar.

“Fokus minggu ini adalah serangkaian pembacaan indeks manajer pembelian dari Tiongkok, yang akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi terbesar di Asia tersebut,” tuturnya.

Baca Juga: 7 Cara Investasi Dolar, Penting Nih bagi Pemula!

3. Rupiah diproyeksikan melemah pada Rabu

Ibrahim menyatakan, pada perdagangan sore ini, nilai tukar mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 19 poin. Rupiah ditutup pada level Rp16.300 per dolar AS, setelah sebelumnya sempat menyentuh pelemahan hingga 50 poin.

Menurutnya, meskipun rupiah sempat menunjukkan pelemahan yang lebih signifikan, tekanan berhasil sedikit mereda menjelang penutupan perdagangan.

Untuk perdagangan pada Rabu (31/7/2024) mendatang, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan mengalami fluktuasi namun tetap cenderung melemah, dengan kisaran nilai tukar antara Rp16.290 hingga Rp16.350 per dolar AS.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya