Sri Mulyani Sebut Ekonomi Dunia Membaik Tapi Ada yang Bikin Waswas
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024. (YouTube.com/BRI).
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan situasi global menunjukkan beberapa indikasi positif, seperti kenaikan volume perdagangan internasional sebesar 112 persen dibandingkan dengan Desember 2023.
Hal itu menimbulkan harapan kondisi ekonomi global mungkin akan membaik, berbeda dengan prediksi sebelumnya yang memperkirakan perlambatan ekonomi global pada 2024.
“Ada harapan bahwa kondisi global mungkin lebih baik dibandingkan pada kondisi akhir tahun 2023,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN edisi Mei 2024, Senin (27/5/2024).
1. Perang di Gaza masih menjadi ancaman bagi perekonomian global
Ali Moustafa/GettyMeskipun ada harapan membaiknya kondisi global, Sri Mulyani menyoroti situasi perang di Gaza yang terus meningkat, bahkan mengalami eskalasi dengan masuknya pasukan Israel di Rafah.
Hal itu menciptakan dinamika yang kompleks, mempengaruhi berbagai pihak termasuk Israel, Palestina, dan negara-negara yang berupaya menengahi konflik tersebut.
“Terjadi eskalasi dengan masuknya pasukan Israel di Rafah. Dan ini menimbulkan dinamika yang luar biasa,” tuturnya.
Baca Juga: Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,82 Persen terhadap PDB
2. Keputusan soal aset Rusia di Eropa juga dapat mempengaruhi kepastian global
Editor’s picks
Moskow, Rusia (pexels.com/vierro)Sri Mulyani mengungkapkan pertemuan G7 telah menghasilkan keputusan penting dalam konteks sistem global. Para menteri keuangan dan bank sentral G7 tidak hanya memutuskan untuk membekukan aset Rusia yang ada di Eropa.
Mereka juga akan menggunakan aset tersebut untuk mengeluarkan utang, yang dana utangnya akan digunakan untuk mendukung pembangunan kembali Ukraina.
“Ini adalah suatu perkembangan dari sisi global yang patut untuk kita perhatikan karena mengubah dari sisi kepastian global,” ujar dia.
Baca Juga: Sri Mulyani Bakal Bahas Kondisi Rupiah dengan DPR
3. Ketegangan antara Amerika dan China dapat mengganggu rantai pasok global
ilustrasi kapal kargo (unsplash.com/Vidar Nordli-Mathisen)Dia mengungkapkan bahwa ketidakpastian dalam World Economic Order semakin meningkat. Perpecahan dan pelonggaran aturan global menjadi semakin nyata, dengan berbagai berita menunjukkan dampaknya yang besar pada perekonomian global.
Contohnya, penerapan tarif empat kali lipat oleh Amerika terhadap China untuk produk kendaraan listrik meningkatkan rentannya rantai pasok global dan berpotensi meningkatkan ketidakpastian harga komoditas.
“Inflasi akan sangat sulit untuk diturunkan. Likuiditas global dengan demikian akan cenderung masih ketat. Dan ini mempengaruhi nilai tukar dari seluruh negara-negara, termasuk negara maju dan juga negara berkembang dan emerging termasuk rupiah kita. Capital outflow terjadi dengan higher for longer dan liquidity yang cenderung ketat,” tambahnya.
