Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga Bikin Rupiah Menguat Hari Ini

Rupiah menguat 11 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada penutupan perdagangan Senin (5/8/2024) sore.

Berdasarkan data dari Bloomberg, mata uang Garuda berada di level Rp16.189 per dolar AS, naik sebesar 11 poin atau 0,07 persen terhadap dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat lalu.

Baca Juga: Investor Khawatirkan Ekonomi AS Melambat, Rupiah Perkasa Pagi Ini

1. Rupiah menguat signifikan di kurs JISDOR

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah di level Rp16.154 per dolar AS.

Dengan kata lain, rupiah menguat sebanyak 80 poin dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp16.234 per dolar AS pada 2 Agustus 2024.

Baca Juga: Apa Itu Rupiah Digital? Ini Pengertiannya

2. Pelaku pasar mengantisipasi sinyal pemangkasan suku bunga AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan serangkaian data ekonomi AS yang mengecewakan, terutama terkait aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja, memicu kekhawatiran ekonomi terbesar di dunia tersebut melambat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

“Prospek ekonomi yang lebih lemah juga membuat para pedagang memperkirakan potensi pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Federal Reserve,” ujarnya.

Bahkan, Bank Sentral AS tersebut baru-baru ini mengindikasikan kemungkinan pemotongan suku bunga pada September. Alhasil,

Mereka diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin padaSeptember dan dapat mengakhiri tahun dengan penurunan suku bunga total sebesar 100 basis poin, berdasarkan data dari CME Fedwatch.

3. Penguatan rupiah terhadap dolar AS kemungkinan akan berlanjut

Sementara itu, data indeks manajer pembelian (PMI) swasta menunjukkan sektor jasa China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada Juli, menunjukkan beberapa aspek ekonomi tetap tangguh meskipun terjadi penurunan aktivitas manufaktur.

Angka tersebut sedikit meningkatkan sentimen positif terhadap ekonomi China, yang selama ini menjadi titik lemah utama bagi komoditas.

Pembacaan positif tersebut membantu mengangkat sentimen terhadap China setelah pekan sebelumnya sektor manufaktur menunjukkan hasil yang suram. Sejumlah data ekonomi utama Negeri Tirai Bambu, termasuk data perdagangan dan inflasi, akan dirilis minggu ini dan menjadi perhatian para pelaku pasar.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, (diproyeksikan) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.140-Rp16.210,” tambah Ibrahim.

Baca Juga: Perbedaan Rupiah Digital dan Uang Elektronik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya