Rupiah Rebound, Menguat Tipis ke Rp15.455 per Dolar AS

Berpotensi lanjut menguat

Intinya Sih...

  • Rupiah menguat tipis 1 poin terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa.
  • Namun, nilai tukar rupiah melemah 1 poin berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
  • Antisipasi pemotongan suku bunga oleh The Fed membatasi pelemahan rupiah dan fokus pada data inflasi Amerika Serikat.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah sedikit menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (10/9/2024) sore.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.455 per dolar AS, mengalami penguatan sebesar 1 poin atau 0,01 persen dari penutupan sebelumnya.

Penguatan tipis tersebut menunjukkan rupiah masih menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS di pasar global, namun berhasil mencatat perbaikan tipis menjelang penutupan.

Baca Juga: Dukung Streamer Favorit Bisa dapat Jutaan Rupiah

1. Rupiah melemah 1 poin di kurs referensi Bank Indonesia

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah 1 poin terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (10/9/2024) berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).

Berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) tersebut, rupiah tercatat berada di level Rp15.447 per dolar AS, melemah dibandingkan dengan posisi pada hari sebelumnya, Senin (9/9/2024), yang berada di level Rp15.446 per dolar AS.

Baca Juga: Mata Uang: Pengertian, Sejarah, Fungsi, Daya Beli, dan Nilai Tukar

2. Investor antisipasi pemangkasan suku bunga acuan AS

Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, antisipasi terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), membantu membatasi pelemahan lebih besar pada rupiah dan mencegah dolar AS naik terlalu tinggi.

"Namun dolar AS mendapat beberapa tawaran beli minggu ini, di tengah posisi sebelum pembacaan inflasi hari Rabu," ujarnya.

Fokus utama minggu ini adalah pada data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat.

Jika data menunjukkan inflasi mulai mereda, harapan pasar kemungkinan meningkat mengenai suku bunga akan diturunkan lebih cepat dalam beberapa bulan mendatang.

Rilis data inflasi tersebut juga terjadi hanya seminggu sebelum pertemuan The Fed, di mana bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Harapan pemangkasan suku bunga di September menjadi faktor utama di balik pelemahan dolar AS baru-baru ini, karena langkah tersebut bisa memicu siklus pelonggaran lebih lanjut oleh Fed.

Baca Juga: Mata Uang Mark Jerman: Pengertian, Sejarah, dan Kegunaannya

3. Rupiah diproyeksikan menguat lagi pada perdagangan Rabu

Pada perdagangan sore ini, rupiah berhasil menguat tipis sebesar 1 poin setelah sebelumnya sempat menguat hingga 20 poin ke level Rp15.455 dari penutupan sebelumnya.

Sementara untuk perdagangan Rabu (11/9/2024), Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun menguat di kisaran Rp15.400. Namun ada potensi melemah hingga Rp15.500 per dolar AS.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya