Perang Dagang Eropa Vs China Bikin Rupiah Babak Belur di Akhir Pekan

Rupiah melemah ke Rp16.412

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah mencapai Rp16.412 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (14/6/2024).
  • Penguatan dolar AS mencapai Rp142 atau 0,87 persen dari posisi sebelumnya.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah mengalami pelemahan signifikan, mencapai Rp16.412 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (14/6/2024).

Data dari Bloomberg menunjukkan penguatan dolar AS mencapai Rp142 atau 0,87 persen dari posisi Rp16.270 penutupan perdagangan Kamis (13/6/2024).

Baca Juga: Rupiah Dibuka Merosot 65 Poin ke Rp16.335 per Dolar AS

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tren pelemahan pada Jumat (14/6/2024).

Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.374 per dolar AS, melemah tipis dari posisi sebelumnya pada Kamis (13/6/2024) yang berada di Rp16.286 per dolar AS. Rupiah melemah 88 poin terhadap mata uang negara Paman Sam.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Merosot 65 Poin ke Rp16.335 per Dolar AS

2. Dolar ngamuk imbas memanasnya perang dagang Uni Eropa vs China

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, serta antara Uni Eropa dan China.

Hal itu dipicu oleh peningkatan tarif impor terhadap produk otomotif asal China seperti mobil dan baterai listrik. Tindakan itu memicu respons balik dari China dengan memberlakukan tarif impor terhadap barang-barang dari Uni Eropa dan AS.

Selain itu, Ibrahim menyoroti ketegangan perdagangan tersebut semakin meningkat menjelang pemilihan presiden AS yang akan digelar pada Desember, serta sentimen suku bunga acuan Bank Sentral AS.

“Nah, perang dagang ini memanaskan situasi ya di samping Bank Sentral Amerika pun juga hanya menurunkan suku bunga satu kali yang kemungkinan besar terjadi di bulan Desember, bersamaan dengan Pilpres di Amerika yang begitu memanas,” kata Ibrahim.

Secara bersamaan, konflik geopolitik di Timur Tengah, terutama konflik antara Hamas dan Israel, juga mempengaruhi dinamika pasar.

“Bukan penguatan indeks dolar disebabkan oleh kondisi di Timur Tengah dengan ekonomi di Amerika, tetapi kondisi di Tiongkok salah satu negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini yang membuat indeks (dolar) menguat sehingga rupiah pun juga ikut melemah,” tuturnya.

3. Rupiah diproyeksikan melemah pada awal pekan depan

Ibrahim menjelaskan, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan yang signifikan pada perdagangan akhir pekan. Rupiah tercatat melemah sebesar 142 poin, setelah sebelumnya sempat mencatat penurunan 145 poin.

Menurut dia, untuk perdagangan awal pekan mendatang, rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi. Namun, dia memproyeksikan mata uang Garuda akan ditutup melemah dalam kisaran Rp16.400 hingga Rp16.470 per dolar AS.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya