Pemerintah Antisipasi Produksi Minyak Bumi RI Terus Merosot

Disebabkan sejumlah faktor

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan penurunan produksi komoditas minyak dan gas bumi (migas), khususnya minyak, dalam beberapa tahun terakhir.

“Pada beberapa tahun terakhir, produksi migas, terutama minyak terus menurun baik secara alamiah maupun yang disebabkan oleh unplanned shutdown di beberapa lapangan,” katanya dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Arifin menjelaskan, faktor-faktor seperti penurunan alamiah dan gangguan tidak terencana di beberapa lapangan telah menyebabkan kehilangan produksi, dengan total mencapai sekitar 172 juta scf dan 5.825 barel minyak per hari hingga Mei 2024.

1. Pemerintah antisipasi penurunan produksi minyak

Pemerintah Antisipasi Produksi Minyak Bumi RI Terus MerosotWilayah Kerja (WK) Ketapang di Laut Jawa yang merupakan kawasan produksi minyak dan gas bumi garapan Saka Energi Indonesia. (dok. PGN Saka)

Sebagai respons terhadap prospek penurunan produksi migas, Arifin mengungkapkan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

“SKK telah mendorong KKKS untuk melakukan kegiatan drilling (pengeboran) yang telah mencapai 950,” ujarnya.

Selain itu, strategi utama telah diimplementasikan untuk meningkatkan produksi, dengan fokus pada peningkatan kegiatan pengeboran, pengembangan, dan reaktivasi sumur yang idle (menganggur).

Langkah-langkah lainnya mencakup percepatan Plan of Development (POD) serta pengoperasian cepat proyek-proyek hulu migas, dengan fokus pada Enhance Oil Recovery (EOR) dan teknik water flood, seperti yang diterapkan di wilayah Minas, serta peningkatan eksplorasi di lepas pantai, laut dalam, dan daerah timur Indonesia untuk penemuan potensial besar.

Baca Juga: Skema Penyaluran LPG Subsidi Jadi Berbasis Orang Mulai 2027

2. Sejumlah lapangan migas mulai produksi dalam waktu dekat

Pemerintah Antisipasi Produksi Minyak Bumi RI Terus MerosotKilang minyak (Pixabay)

Arifin mengungkapkan, Indonesia menargetkan beberapa lapangan minyak dan gas bumi baru akan mulai beroperasi dalam beberapa tahun mendatang. Di antaranya, lapangan Ande-Ande Lumut diharapkan akan memulai produksi pada kuartal pertama 2028.

Sementara proyek Singa Laut dan Kuda Laut di Natuna direncanakan onstream (berproduksi) pada 2026. Selain itu, Sumur Hidayah di lepas pantai Madura dijadwalkan untuk beroperasi pada kuartal pertama 2027 untuk minyak bumi. Selanjutnya, proyek Masela di lepas pantai Aru diproyeksikan akan onstream di awal 2030.

Di sektor gas, sumber di Asap Kido Merah di Papua diharapkan akan onstream pada kuartal keempat 2025, dan proyek Geng North di Selat Makassar direncanakan akan memulai produksi pada 2027.

3. ESDM usul lifting migas 1,648 juta barel per hari di 2025

Pemerintah Antisipasi Produksi Minyak Bumi RI Terus MerosotSalah satu kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). (dok. KPI)

Sejalan dengan kondisi yang terjadi, Kementerian ESDM memasang target lifting (total produksi) minyak dan gas bumi mencapai antara 1,58 hingga 1,648 juta barel setara minyak per hari.

Rincian tersebut mencakup produksi minyak bumi sebesar 580 ribu hingga 601 ribu barel per hari, serta gas bumi sebesar 1.003.000 hingga 1.047.000 barel setara minyak per hari.

Baca Juga: Ada Insiden Lagi di Smelter Morowali, Menteri ESDM Mau Tinjau Penyebab

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya