Pakai Pangan Lokal, Bujet Ideal Makan Bergizi Gratis Minimal Rp10 Ribu

Untuk memenuhi gizi seimbang

Intinya Sih...

  • Program makan bergizi gratis berbasis pangan lokal dapat dijalankan dengan biaya efisien sekitar Rp10-15 ribu per anak
  • Penggunaan pangan lokal dapat mengurangi ketergantungan pada bahan pangan mahal dari luar daerah, mendukung ekonomi lokal

Jakarta, IDN Times - Co-Inisiator Nusantara Food Biodiversity, Ahmad Arif menyatakan, program makan bergizi gratis berbasis pangan lokal sangat memungkinkan untuk dijalankan dengan biaya yang lebih efisien.

Menurutnya, jika bahan-bahan yang digunakan berasal dari daerah setempat, dan makanan tersebut dimasak oleh masyarakat setempat, khususnya oleh para ibu-ibu di wilayah tersebut, biaya dapat ditekan menjadi sekitar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per anak.

"Kemarin yang kita coba itu sekitar Rp10 ribu sampai Rp15 ribu (per porsi makan siang bergizi)," kata dia dalam IdeaTalks, IDEAFEST 2024 di JCC, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

1. Penyeragaman makanan akan membuat biaya membengkak

Pakai Pangan Lokal, Bujet Ideal Makan Bergizi Gratis Minimal Rp10 RibuPaket makanan uji coba program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran. (IDN Times/Larasati Rey)

Uji coba yang dilakukan di beberapa daerah menunjukkan penggunaan pangan lokal, seperti jagung, ubi, dan ikan, bisa mengurangi ketergantungan pada bahan pangan yang lebih mahal dari luar daerah.

Sebagai contoh, dia menyebutkan, harga beras di Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa mencapai Rp17 ribu per kilogram (kg), sedangkan di Jawa hanya Rp15 ribu. Dengan demikian, jika program makan bergizi gratis di luar Jawa memaksa penggunaan beras, biaya akan jauh lebih mahal.

"Bayangan saja kalau ini bahan bakunya kemudian dari luar pasti akan jauh lebih mahal lagi," tuturnya.

Baca Juga: Bapanas Sebut Pangan Lokal Bisa Tekan Bujet Makan Bergizi Gratis

2. Indonesia bisa tiru program serupa yang diterapkan Brasil

Pakai Pangan Lokal, Bujet Ideal Makan Bergizi Gratis Minimal Rp10 RibuPara siswa SDN Tugurejo Semarang saat menyantap bekalnya di pagi hari. (IDN Times/Dok SDN Tugurejo Semarang)

Arif menyampaikan, program makan siang berbasis pangan lokal selayaknya tidak hanya bertujuan untuk memberikan asupan gizi bagi anak-anak, tetapi juga untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal.

Dia menjelaskan, program tersebut seharusnya turut memberdayakan petani lokal dengan mewajibkan pembelian bahan pangan dari mereka, mirip dengan kebijakan yang diterapkan di Brasil, di mana 30 persen dari anggaran makan siang digunakan untuk membeli pangan lokal.

"Nah, kalau itu dilakukan, menurut saya itu bisa bukan hanya makan bergizi untuk anak, tapi juga untuk meningkatkan ekonomi lokal di situ," ujarnya.

3. Pemerintah jangan korbankan nilai gizi untuk kejar kuantitas penerima

Pakai Pangan Lokal, Bujet Ideal Makan Bergizi Gratis Minimal Rp10 RibuUji coba program makan bergizi gratis (MBG) di SD Tugu, Jebres, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Sempat ada kabar bujet dalam program makan bergizi gratis Rp7.500 per porsi. Namun, kabar tersebut telah ditepis. Arif pun menyatakan bujet Rp7.500 per anak untuk program makan siang gratis sulit diterapkan, bahkan dengan bahan pangan lokal.

Berdasarkan uji coba di NTT, biaya minimal yang dibutuhkan untuk makanan bergizi dengan bahan lokal berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per anak.

Dia juga menegaskan, kualitas gizi harus menjadi prioritas, dan cakupan program sebaiknya difokuskan pada kelompok prioritas jika anggaran terbatas, tanpa mengorbankan standar gizi.

"Kalau memang anggarannya nggak memadai, jangan dipaksakan, misalnya standar gizi seimbang dan seterusnya itu dikalahkan oleh kuantitas sih kalau menurut kami," tuturnya.

Baca Juga: Thomas Djiwandono Jamin Program Makan Bergizi Gratis Berjalan Lancar

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya