Mentan Tak Masalah Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja

Kementan fokus genjot produksi dalam negeri

Intinya Sih...

  • Mentan Amran fokus pada produksi beras dalam negeri untuk mendukung ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal.
  • Kementan menekankan optimalisasi sumber daya dalam negeri, termasuk peningkatan produktivitas lahan sawah dan pompanisasi.
  • Indonesia pernah mencapai swasembada beras tanpa impor medium pada 2017, 2019, dan 2020; solusi cepat menghadapi potensi kekeringan adalah program pompanisasi.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman tidak mempermasalahkan rencana Perum Bulog untuk melakukan akuisisi perusahaan beras di Kamboja.

Amran lebih menekankan pentingnya fokus Kementerian Pertanian (Kementan) pada optimalisasi potensi dalam negeri, khususnya dalam meningkatkan produksi beras domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal.

“Katakanlah Bulog melakukan langkah-langkah itu saya kira enggak masalah, yang terpenting sekarang kita optimalkan potensi dalam negeri karena itu bisa menggerakkan ekonomi dalam negeri, menggerakkan ekonomi kerakyatan,” kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).

Baca Juga: Stok Pupuk Subsidi Naik Dobel, Mentan Minta Petani Segera Ambil Jatah

1. Kementan prioritaskan optimalisasi produksi dalam negeri

Mentan Tak Masalah Bulog Akuisisi Perusahaan Beras KambojaMenteri Pertanian, Amran Sulaiman (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Amran menegaskan Kementerian Pertanian saat ini sedang memusatkan perhatian pada optimalisasi sumber daya dalam negeri, dengan fokus utama pada peningkatan produktivitas lahan sawah dan upaya pompanisasi.

Dia juga menyatakan kemungkinan untuk memperluas lahan pertanian di waktu yang akan datang, mengingat luasnya wilayah Indonesia.

“Ke depan mungkin kita cetak sawah karena negara kita besar, negara kita luas,” ujarnya.

2. Indonesia pernah mencapai swasembada beras di level sempurna

Mentan Tak Masalah Bulog Akuisisi Perusahaan Beras KambojaFasilitas penyimpanan atau silo gabah milik Perum Bulog. (dok. Bulog)

Indonesia, kata dia, pernah mencapai swasembada beras, bahkan sampai pada tingkat sempurna. Menurutnya, definisi swasembada adalah ketika impor beras tidak melebihi 10 persen dari total konsumsi domestik.

Amran mengungkapkan Indonesia pernah berhasil mencapai kondisi swasembada sempurna tanpa impor beras medium pada 2017, 2019, dan 2020.

“Saat itu swasembadanya sempurna karena impor beras medium 0 persen dan itu 3 kali, 2017, 2019, 2020. Jadi kita bisa kan,” kata Amran.

Baca Juga: KPK Dalami Kasus Demurrage Beras Impor Bulog Rp350 Miliar

3. Pemerintah antisipasi kekeringan dengan menggenjot pompanisasi

Mentan Tak Masalah Bulog Akuisisi Perusahaan Beras KambojaSawah pertanian di Kecamatan Karangdowo, Klaten. (IDN Times/Larasati Rey)

Amran memaparkan solusi cepat dalam menghadapi potensi kekeringan di masa mendatang adalah dengan mengimplementasikan program pompanisasi.

“Kemarin kami bersama-sama Presiden (Joko Widodo), dampingi beliau, melihat langsung di Jawa Tengah. Dan beliau katakan ‘tolong dipercepat’,” ujar dia.

Amran meyakini pompanisasi merupakan langkah tepat dalam mengatasi tantangan kekeringan dan dampak El Nino yang mungkin terjadi. El Nino adalah fenomena yang ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut yang tidak biasa.

Dampak dari El Nino dapat berpengaruh luas terhadap pola cuaca global, termasuk menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah dan banjir di wilayah lainnya.

Baca Juga: Jokowi Kumpulkan Jajaran, Bahas soal Standarisasi Ekspor Kratom

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya