Menperin Pelajari Isu Kebangkrutan Sritex
![Menperin Pelajari Isu Kebangkrutan Sritex](https://www.idntimes.com/assets/img/placeholder.png)
Intinya Sih...
- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menanggapi isu kebangkrutan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
- Pentingnya peninjauan mendalam terhadap model bisnis yang diterapkan oleh Sritex Group.
- Sritex memberikan penjelasan mengenai penyebab dan perkembangan terkini terkait penurunan pendapatan yang signifikan.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menanggapi isu kebangkrutan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Dia mengungkapkan pemerintah perlu mempelajari isu kejatuhan perusahaan tekstil tersebut.
“Ya, itu harus kita pelajari kenapa bangkrut,” kata Agus menjawab pertanyaan jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/6/2024).
Sritex merupakan sebuah perusahaan publik dan salah satu perusahaan manufaktur tekstil terintegrasi vertikal terbesar di dunia. Belakangan, perusahaan mengalami problem keuangan.
Baca Juga: Sritex Bongkar Pasang Susunan Direksi, Megawati Tetap Komisaris
1. Perlu dicari tahu penyebab tertekannya bisnis Sritex
Agus mengungkapkan pentingnya untuk melakukan peninjauan mendalam terhadap model bisnis yang diterapkan oleh Sritex Group.
Jadi, perlu dicari tahu apakah kondisi yang dialami perusahaan sepenuhnya terkait dengan persoalan pada industri tekstil atau ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
“Kita mesti lihat model bisnisnya seperti apa di Sritex Group itu, apakah bangkrutnya murni karena tekstil, apakah ada masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan,” ujarnya.
2. Gugatan pailit terhadap Sritex telah ditolak oleh pengadilan
Editor’s picks
Sementara itu, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Sritex telah menyampaikan informasi penting terkait status hukum dan restrukturisasi perusahaannya.
Perusahaan menjelaskan gugatan yang diajukan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk terhadap Sritex pada 30 Desember 2022, telah ditolak. Dengan demikian, perusahaan tetap dapat melanjutkan operasional bisnisnya karena permohonan pailit tidak diterima oleh pengadilan.
“Perseroan tetap menjalankan kegiatan usahanya dikarenakan permohonan pailit tersebut telah ditolak,” tulis perusahaan.
Namun, restrukturisasi anak perusahaan, Golden Mountain Pte Ltd, yang berlokasi di Singapura, belum selesai karena belum tercapai kesepakatan dengan para kreditur. Akibatnya, restrukturisasi lebih lanjut di Amerika Serikat juga belum bisa dilaksanakan.
Baca Juga: Direktur Utama Sritex Orang Terkaya ke-49 di Indonesia
3. Ada beragam faktor penyebab keuangan perusahaan tersendat
Sritex memberikan penjelasan mengenai penyebab dan perkembangan terkini terkait penurunan pendapatan yang signifikan. Pandemik COVID-19 dan persaingan ketat di industri tekstil global menjadi faktor utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
Penyebab utama penurunan pendapatan meliputi kondisi geopolitik, yakni perang antara Rusia dan Ukraina serta konflik Israel-Palestina sehingga mengganggu rantai pasokan global. Situasi itu juga menyebabkan penurunan ekspor karena masyarakat di kawasan Eropa dan Amerika Serikat mengalihkan prioritas mereka.
Selanjutnya, lonjakan produksi tekstil di China telah memicu praktik dumping harga. Produk-produk tersebut menargetkan negara-negara dengan aturan impor yang longgar, termasuk Indonesia, yang tidak menerapkan bea masuk anti-dumping atau hambatan tarif dan nontarif.
Perkembangan terkini menunjukkan bahwa situasi geopolitik dan tekanan dari produk China masih terus berlanjut, sehingga penjualan Sritex belum pulih sepenuhnya. Meskipun demikian, perusahaan tetap beroperasi dan menjaga keberlangsungan usaha dengan memanfaatkan kas internal dan dukungan sponsor.
Baca Juga: Kemenperin: Sritex Bangkitkan Optimisme Industri Tekstil Tanah Air