Luhut Ungkap Komitmen Konkret Pemerintah soal Isu Iklim

Dorong kendaraan listrik hingga pusat penyimpanan karbon

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemerintah berkomitmen dan memiliki ambisi terkait iklim untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Hal itu disampaikan Luhut saat menghadiri Indonesia Net-Zero Summit 2023 dan memberikan arahan terkait "Ambisi Iklim untuk Mencapai Indonesia Emas 2045".

"Selama 2-3 tahun terakhir, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan menunjukkan komitmen yang konkret terkait isu iklim," kata Luhut dalam ketenangannya, Sabtu (24/6/2023).

Baca Juga: 3,3 Juta Ha Kebun Sawit Serobot Hutan, Luhut: Ada Pejabat Melanggar

1. Indonesia punya 5 pilar untuk mencapai net zero emission

Luhut Ungkap Komitmen Konkret Pemerintah soal Isu Iklimilustrasi pembangkit listrik tenaga uap ()unsplash.com/Chris LeBoutillier)

Luhut mengatakan, Indonesia aktif menciptakan platform kerja sama internasional dalam upaya dekarbonisasi dan transisi energi, termasuk melalui kerja sama Indonesia dalam Just Energy Transition Program (JETP).

Dia memastikan Indonesia akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan upaya dekarbonisasi untuk mencapai nol emisi karbon (net zero emission/NZE).

"Indonesia memiliki 5 pilar utama untuk mencapai hal itu, yaitu industrialisasi, digitalisasi, distribusi ekonomi, dekarbonisasi, dan interkoneksi," ujar Luhut.

2. Indonesia mendorong penggunaan kendaraan listrik

Luhut Ungkap Komitmen Konkret Pemerintah soal Isu IklimPeresmian penggunaan kendaraan listrik sebagai mobil dinas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. (dok. Kemenko Marves)

Pemerintah, kata Luhut, sedang mendorong transisi penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), termasuk pembangunan industri terkait.

Indonesia juga memiliki potensi besar sebagai pusat penyimpanan karbon dengan kapasitas penyimpanan yang luas.

Berbagai indikator tersebut, menunjukkan bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara maju. Strategi yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan adil.

"Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi ekonomi yang penting bagi dunia. Oleh karena itu, Indonesia menyambut baik kerja sama internasional yang sinergis dalam pembangunan ekonomi dan dekarbonisasi," tambah Luhut.

Baca Juga: Luhut Pastikan Impor KRL Bekas dari Jepang Batal

3. Indonesia terus memobilisasi pembiayaan iklim

Luhut Ungkap Komitmen Konkret Pemerintah soal Isu IklimPresiden Jokowi Resmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum Ultra Fast Charging PLN (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memastikan Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif seperti pembiayaan campuran, obligasi hijau, dan sukuk hijau.

Menurutnya, penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.

“Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi net-zero emission dunia. Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan? Program apa yang didukung untuk pencapaian target SDGs yang terhambat akibat pandemi?” katanya di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin (01/11/2021).

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya