Lapor Kondisi Rupiah ke Jokowi, Bos BI: Akan Menguat

Secara fundamental mendukung

Intinya Sih...

  • Gubernur BI, Perry Warjiyo melaporkan perkembangan nilai tukar rupiah kepada Presiden Jokowi.
  • Faktor fundamental seperti inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan peningkatan kredit mendukung penguatan rupiah.
  • Nilai tukar rupiah yang sebelumnya menguat menjadi Rp15.900 kembali melemah akibat faktor global dan domestik.

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo melaporkan perkembangan nilai tukar rupiah kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Perry menyampaikan laporan tersebut dalam rapat terbatas (ratas) yang juga dihadiri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar, serta Ketua DK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

“Nilai tukar itu selalu dipengaruhi oleh dua faktor utama, faktor fundamental, dan faktor sentimen yang jangka pendek. Kalau dilihat dari faktor fundamental, nilai tukar rupiah kita itu seharusnya akan menguat,” kata Perry saat konferensi pers hasil ratas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Baca Juga: BI Happy Tren Peredaran Uang Palsu Terus Turun

1. Rupiah sempat menguat pascasentimen Timur Tengah dan The Fed

Lapor Kondisi Rupiah ke Jokowi, Bos BI: Akan Menguatilustrasi uang (pixabay.com/Iqbal Nuril)

Perry menjelaskan fundamental yang mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah mencakup inflasi yang rendah sebesar 2,8 persen, pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebesar 5,1 persen, serta peningkatan kredit sebesar 12 persen.

Selain itu, kondisi ekonomi yang baik dan imbal hasil investasi yang menarik di Indonesia juga mendukung penguatan rupiah.

Namun, kata dia, faktor-faktor teknikal dan jangka pendek dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah dalam jangka pendek, seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah pada Mei 2024, dan ketidakpastian mengenai penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed Fund Rate) yang awalnya diperkirakan turun tiga kali namun hanya kemungkinan turun sekali pada akhir tahun ini.

"Nah, oleh karena itu, pada waktu itu Bank Indonesia merespons, tidak hanya dengan intervensi, tapi juga menaikkan suku bunga dan karenanya, puji syukur, rupiah kita waktu itu menguat dari Rp16.600 menjadi Rp15.900. Itu menunjukkan bahwa rupiah menguat, begitu sentimen-sentimen jangka pendek itu kemudian berakhir,” tuturnya.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Lesu Sore Ini

2. Rupiah kembali anjlok karena berbagai faktor eksternal dan internal

Lapor Kondisi Rupiah ke Jokowi, Bos BI: Akan Menguatilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Perry menyatakan, nilai tukar rupiah yang sebelumnya menguat menjadi Rp15.900 kembali melemah akibat berbagai faktor global dan domestik.

Ketidakpastian terkait Fed Fund Rate dan kenaikan suku bunga obligasi pemerintah Amerika dari 4,5 persen menjadi 6 persen untuk membiayai utang, serta penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa, mempengaruhi sentimen global yang melemahkan nilai tukar rupiah.

Di dalam negeri, peningkatan permintaan korporat untuk repatriasi dividen dan pembayaran utang pada triwulan kedua, serta persepsi fiskal uga turut menambah tekanan pada nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Terungkap, Ini Biang Kerok Rupiah Terus Melemah menurut BI

3. Bos BI jamin tren rupiah akan menguat terhadap dolar AS

Lapor Kondisi Rupiah ke Jokowi, Bos BI: Akan MenguatGubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil rapat terbatas (ratas) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/6/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Perry menjamin secara fundamental nilai tukar rupiah akan menguat, didukung oleh inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang baik, dan peningkatan kredit. Meskipun begitu, pergerakan nilai tukar dari bulan ke bulan akan dipengaruhi oleh sentimen jangka pendek.

Perry menegaskan, tren penguatan rupiah ini adalah hasil dari kondisi fundamental ekonomi yang solid, namun tetap dipengaruhi oleh fluktuasi sentimen dari hari ke hari dan minggu ke minggu.

“Fundamentalnya, ke depan rupiah akan menguat. Cuma gerakan bulan ke bulan tergantung sentimen-sentimen ini. Tapi trennya rupiah itu akan menguat,” tambahnya.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.390,5 Per Dolar AS

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya