Kemenperin Kecewa Seragam Haji Pakai Batik Printing Bukan Cap

Bakal lakukan evaluasi

Intinya Sih...

  • Kementerian Perindustrian kecewa tidak dilibatkan dalam pengadaan seragam batik haji
  • Seragam haji dianggap hadiah oleh bank, sebagian besar menggunakan batik printing yang dinilai tidak mencerminkan kebanggaan sebagai penghasil batik
  • Kemenperin berupaya agar pada 2025 tidak ada lagi penggunaan batik printing untuk seragam haji

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kekecewaannya terhadap pengadaan seragam batik haji yang tidak melibatkan pihaknya sebagai pembina batik.

Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, meskipun regulasi mengenai seragam haji sudah ada, proses penyusunan kebijakan tersebut tidak melibatkan Kemenperin sebagai pembina industri batik.

Reni berpendapat seharusnya pihaknya dilibatkan dalam pengawasan, terutama karena telah ada Surat Keputusan (SK) dari Dirjen Penyelenggara Haji yang menetapkan 83 Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang diakui dalam produksi batik.

"Kemarin kita cukup kecewa, regulasi udah ada, itu seragam haji. Seragam haji salahnya gini, waktu menyusun itu dia tidak melibatkan kami. Kami kan pembina batik seharusnya lihat," kata Reni di Jakarta, Kamis (26/9/2024).

Baca Juga: Kemenperin Buka 971 Formasi CPNS, yang Daftar Capai 14.973 Orang

1. Kemenperin sebut seragam haji malah pakai batik printing buka cap

Kemenperin Kecewa Seragam Haji Pakai Batik Printing Bukan CapAcara peragaan batik seragam jemaah calon haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (28/4/2024). (ANTARA/Asep Firmansyah/Kemenag)

Reni menyayangkan seragam haji hanya dianggap sebagai hadiah oleh bank-bank penerima setoran (BPS), sehingga mereka cenderung memilih produk dengan harga lebih murah tanpa diberi informasi untuk membeli dari 83 IKM yang diakui.

Dia juga mengungkapkan keprihatinannya lantaran seragam batik haji yang diberikan kepada jemaah tahun ini sebagian besar adalah batik printing, bukan batik asli, yang dinilai tidak mencerminkan kebanggaan sebagai penghasil batik.

"Nah, kita sebagai penghasil batik yang malulah untuk ibadah, oh kita pakai printing, sementara kita untuk ke kantor aja minimal pakai (batik) cap kan," ujarnya.

2. Kemenperin harap seragam haji tak lagi pakai batik printing mulai 2025

Kemenperin Kecewa Seragam Haji Pakai Batik Printing Bukan CapIlustrasi membatik (unsplash.com/Ed Us)

Reni menyampaikan pihaknya sedang berupaya menyelaraskan visi dan bahasa dengan Kementerian Agama agar pada 2025 tidak ada lagi penggunaan batik printing untuk seragam haji.

Dia mengakui proses pengadaan seragam haji tahun ini dilakukan secara terburu-buru karena informasi baru diterima pada Februari, sedangkan pelaksanaan haji sudah dekat.

"Itu akan kita perbaiki sistemnya, nanti kami akan coba untuk yang bank penerima setoran, dalam hal ini 80 persen bank syariah, itu kita harus cekokin bahwa nanti kami harus pantau bank-bank ini semua harus beli di pengrajin yang sudah punya SK," tuturnya.

Baca Juga: Eks Dirjen Tersangka Kasus Impor Garam, Ini Respons Kemenperin

3. Kemenag sudah instruksikan seragam haji pakai batik cap bukan printing

Kemenperin Kecewa Seragam Haji Pakai Batik Printing Bukan CapIlustrasi batik sragen (instagram.com/satyawinnie)

Sebagai informasi, jemaah haji Indonesia 2024 mengenakan seragam batik baru dengan model dan warna berbeda dari tahun sebelumnya. Seragam batik itu berwarna ungu tua dengan motif sekar arum sari putih serta logo burung garuda di lengan.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Saiful Mujab, menjelaskan motif batik tersebut melambangkan kesucian dan ketulusan.

"Seragam merupakan batik cap bukan printing dengan bahan kain katun primisima dengan pewarna napthol dan garam diazo (pewarna sintetis)," ujarnya dikutip dari laman resmi Kemenag.

Desainnya dipilih melalui sayembara yang melibatkan ribuan UMKM, dan produksi seragam akan dilakukan oleh UMKM yang telah mendapat SK dari Kemenag.

"Ada ribuan UMKM yang ikut sayembara, dari ribuan, menjadi 100 dipilih menjadi 10 hingga akhirnya terpilih," tambah Saiful.

Baca Juga: Prospek Rumput Laut Menjanjikan, Kemenperin Gelar Business Matching

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya