Kejar 1 Juta Barel Minyak, SKK Migas Geber Proyek hingga Pengeboran

Rantai suplai diperkuat

Intinya Sih...

  • SKK Migas meningkatkan investasi dan pengeboran sumur untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik standar per hari.
  • Target investasi sebesar 16,1 miliar dolar AS dengan pengeboran 932 sumur pengembangan pada 2024.
  • Fokus pada penguatan rantai suplai industri hulu migas melalui peningkatan kapasitas nasional dan digitalisasi pengelolaan rantai suplai melalui IOG E-Commerce.

Jakarta, IDN Times - SKK Migas berencana meningkatkan investasi, memperbanyak pemboran sumur, dan menjalankan sejumlah proyek strategis untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik standar per hari.

Hal itu disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Supply Chain & National Capacity Summit 2024 yang digelar hingga 16 Agustus. Kegiatan tersebut diadakan untuk merespons kondisi industri hulu migas global dan lokal yang semakin dinamis dan menantang, terutama dalam pengelolaan rantai suplai yang semakin ketat dan kompetitif.

Untuk mencapai target produksi migas dan meningkatkan efek pengganda industri hulu migas, tema yang diusung adalah “Navigating Long Term Plan Through Integrated Supply Chain for National Capacity Building," sejalan dengan dua dari tiga tujuan utama Renstra IOG 4.0.

“Dalam upaya mencapai target tersebut, Industri hulu migas merencanakan kegiatan masif dan agresif yang akan memberikan peluang dan tantangan terhadap pengelolaan rantai suplai,” kata Dwi di JCC, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Baca Juga: Investasi Migas Seret, Luhut Salahkan Kementerian Sri Mulyani

1. Dorong investasi dan pengeboran untuk kejar target produksi

Kejar 1 Juta Barel Minyak, SKK Migas Geber Proyek hingga Pengeboranilustrasi kilang minyak dan gas bumi (dok. PGN Saka)

Dwi mengungkapkan pada 2024, SKK Migas menargetkan investasi sebesar 16,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp242 triliun, meningkat 17 persen dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar 13,7 miliar dolar AS atau Rp206 triliun.

Selain itu, SKK Migas menargetkan pengeboran 932 sumur pengembangan pada 2024, melonjak 388 persen dibandingkan realisasi 2020 yang hanya 240 sumur.

Hingga 2029, sektor hulu migas akan memiliki 141 proyek dengan total investasi 36,25 miliar dolar AS atau sekitar Rp543 triliun, yang terdiri dari enam proyek strategis nasional (PSN) senilai 32,47 miliar dolar AS (Rp487 triliun) dan 135 proyek non-PSN dengan nilai investasi 3,78 miliar dolar AS (Rp57 triliun).

Baca Juga: Antisipasi Kendala Pasokan, SKK Migas Bakal Kumpulkan Aktor Migas

2. Rantai suplai industri hulu migas diperkuat melalui digitalisasi

Kejar 1 Juta Barel Minyak, SKK Migas Geber Proyek hingga PengeboranProyek kilang alias Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (dok. Pertamina)

SKK Migas, lanjut Dwi, fokus pada penguatan rantai suplai industri hulu migas melalui peningkatan kapasitas nasional. Hingga 31 Juli 2024, capaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) telah mencapai 61,15 persen, melebihi target tahun ini sebesar 57 persen.

“Kita harus memastikan bahwa rantai suplai kita tidak hanya tangguh dalam menghadapi ketidakpastian, tetapi juga cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan pasar global dan kebutuhan domestik,” tuturnya.

Untuk mendukung hal tersebut, SKK Migas mengimplementasikan digitalisasi pengelolaan rantai suplai melalui IOG E-Commerce, yang dimulai dengan pengadaan barang senilai hingga Rp1 miliar.

Inisiatif tersebut bertujuan mempercepat proses pengadaan, memperluas pasar, dan menciptakan kompetisi yang sehat. Hingga saat ini, 28 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah bertransaksi melalui platform tersebut, dengan 132 penyedia barang dan 2.425 item barang yang terdaftar.

Baca Juga: 10 Perusahaan Migas dengan Produksi Minyak Terbesar di Indonesia

3. SKK Migas antisipasi fluktuasi harga komoditas di sektor migas

Kejar 1 Juta Barel Minyak, SKK Migas Geber Proyek hingga PengeboranSupply Chain & National Capacity Summit 2024. (IDN Times/Trio Hamdani)

Dwi mengungkapkan industri hulu migas saat ini dihadapkan pada tantangan dalam memperoleh informasi harga komoditas utama yang akurat, terutama di tengah fluktuasi harga yang disebabkan berbagai faktor eksternal.

Untuk mengatasi masalah tersebut, SKK Migas telah menerbitkan Buku Panduan Harga Komoditas Rig, Kapal, dan OCTG sejak 2022. Buku panduan diterbitkan secara berkala setiap enam bulan dan berfungsi sebagai acuan bagi industri hulu migas mulai dari tahap perencanaan hingga proses pengadaan.

Dwi menambahkan, SKK Migas bersama KKKS akan terus mengembangkan referensi harga untuk komoditas lainnya di masa mendatang.

“Pada kesempatan ini juga kami akan melaunching juga Buku Panduan Harga Komoditas Rig, Kapal dan OCTG Semester 2 tahun 2024,” tambah Dwi.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya