Jokowi Sebut Proyek IKN Sudah Kantongi Investasi Rp56,2 Triliun
Intinya Sih...
- Investasi di IKN Nusantara mencapai Rp56,2 triliun, melebihi anggaran APBN.
- 55 proyek telah memulai tahap groundbreaking, termasuk sektor pendidikan, kesehatan, ritel, dan transportasi.
- Pemindahan ibu kota untuk mendorong pemerataan ekonomi dan mengurangi beban populasi di Pulau Jawa.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengungkapkan investasi yang telah masuk ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara hingga saat ini, mencapai Rp56,2 triliun.
Jumlah tersebut berada di luar anggaran yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), menunjukkan minat dari sektor swasta terhadap pembangunan di ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Perhari ini perlu juga saya sampaikan bahwa sudah di luar anggaran dari APBN, investasi yang masuk sudah Rp56,2 triliun,” kata Jokowi dalam Rapat Sidang Kabinet Perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Senin (12/8/2024).
1. Totalnya ada 55 proyek yang mulai dibangun
Investasi tersebut berasal dari 55 proyek yang sudah memulai tahap groundbreaking atau peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan.
Dia menjelaskan, sektor pendidikan mencakup enam proyek, kesehatan tiga proyek, ritel dan logistik 10 proyek, hotel delapan proyek, energi dan transportasi dua proyek.
“Kantor dan perbankan ada 14, hunian dan area hijau ada sembilan, media dan teknologi ada tiga,” sebut Jokowi.
2. IKN diklaim bermanfaat buat warga sekitarnya
Editor’s picks
Jokowi menekankan pembangunan IKN di Kalimantan Timur akan memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat setempat, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur, dengan dampak terbesar di Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Dia menjelaskan salah satu alasan utama pemindahan ibu kota adalah untuk mendorong pemerataan ekonomi. Saat ini, 58 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terkonsentrasi di Pulau Jawa.
“Sehingga kita ingin memeratakan untuk juga luar Jawa mendapatkan perputaran ekonominya,” tuturnya.
Baca Juga: Jokowi Minta Cari Tahu Biang Kerok Manufaktur RI Jeblok
3. Jakarta dan Pulau Jawa sudah sangat padat
Jokowi menjelaskan salah satu alasan utama pemindahan ibu kota dari Jakarta adalah untuk mengurangi beban populasi yang sangat besar di Pulau Jawa. Saat ini, sekitar 56 persen populasi Indonesia berada di Jawa, yang telah menyebabkan tekanan yang signifikan, terutama di Jakarta sebagai ibu kota.
“Ini yang juga menjadi sebuah pertimbangan bagi kita untuk memindahkan Ibu Kota. Dan utamanya memang beban di Ibu Kota Jakarta memang sudah sangat padat sekali,” tambahnya.
Baca Juga: Usai Mundur dari Golkar, Airlangga-Jokowi-Prabowo Makan Bakso di IKN