Investor Antisipasi Sikap The Fed, Dolar Perkasa Lawan Rupiah

Rupiah melemah pada pagi ini

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah terhadap dolar AS, mencapai Rp15.475 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Selasa pagi.
  • Penguatan dolar AS didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang menurun, investor menunggu data inflasi AS besok.
  • Proyeksi rupiah hari ini: Rp15.400-15.500 per dolar AS, namun data inflasi AS besok bisa memengaruhi pasar.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Selasa (10/9/2024) pagi.

Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.475 per dolar AS, melemah sebesar 19 poin atau sekitar 0,12 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada penutupan perdagangan Senin (9/9/2024), nilai tukar rupiah berada di level Rp15.456 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 78,50 poin atau 0,51 persen.

1. Rupiah melemah karena investor mengantisipasi keputusan The Fed

Menurut pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, penguatan dolar AS didukung oleh berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), setelah rilis data tenaga kerja AS yang solid pada akhir pekan lalu.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat didukung oleh prospek pemgangkasan suku unga The Fed yang menurun," ujarnya.

Investor masih bersikap hati-hati sambil menunggu data inflasi AS yang akan dirilis besok, yang dianggap sebagai data penting terakhir sebelum keputusan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diumumkan.

Baca Juga: 3 Perbedaan Rekening Tabungan dan Rekening Giro

2. The Fed kemungkinan memangkas suku bunga tak terlalu besar

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan rupiah kemungkinan akan terus berada di bawah tekanan pelemahan. Hal itu terlihat dari penguatan indeks dolar AS pagi ini yang mencapai 101,70, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya di 101,35.

Penguatan dolar AS didorong oleh perubahan ekspektasi pasar mengenai kebijakan suku bunga The Fed.

Fokus pasar saat ini bukan lagi pada kapan pemangkasan suku bunga akan dilakukan, melainkan seberapa besar pemangkasannya, apakah sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin.

Data ekonomi AS yang dirilis belakangan ini, menurutnya, menunjukkan ekonomi yang masih cukup stabil, sehingga pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga hanya akan sebesar 25 basis poin, sesuatu yang sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.

"Karena ekspektasi 25 basis poin sudah diantisipasi pasar, dolar AS terlihat menguat lagi dan rupiah bergerak melemah," tuturnya.

Baca Juga: 5 Perbedaan Dana Darurat dan Tabungan, Lebih Penting yang Mana?

3. Proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di perdagangan Selasa

Untuk perdagangan hari ini, Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.400 hingga Rp15.500 per dolar AS, mengikuti tren yang dipengaruhi oleh sentimen global di atas.

Sementara Ariston memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp15.500 hingga Rp15.530 per dolar AS, dengan level support di sekitar Rp15.400 pada perdagangan hari ini.

Namun, data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu malam bisa menjadi faktor baru yang memengaruhi pasar. Jika data menunjukkan penurunan inflasi, dolar AS mungkin kembali melemah, yang berpotensi membantu rupiah bergerak lebih kuat.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya