Dolar Perkasa Sore Ini, Rupiah Bertekuk Lutut di Rp16.286,5

Rupiah melemah 66,5 poin

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah 66,5 poin terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu.
  • Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.286,5 per dolar AS, mengalami tren pelemahan menurut data JISDOR BI.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tak mampu membalikkan keadaan dari pelemahan terhadap dolar AS pada akhir perdagangan, Rabu (5/6/2024). Mata uang Garuda menutup hari dengan melemah ke Rp16.286,5 per dolar AS.

Dalam laporan yang diterbitkan Bloomberg, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi atau melemah 66,5 poin atau 0,41 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di posisi Rp16.220 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Loyo Pagi Ini, Masih Ada Peluang Menguat Lawan Dolar

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tren pelemahan pada Rabu.

Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.282 per dolar AS, menguat tipis dari posisi sebelumnya pada Selasa (5/6/2024) yang berada di Rp16.220 per dolar AS. Rupiah melemah 62 poin terhadap mata uang negara Paman Sam.

Baca Juga: IHSG Lesu Pagi Ini, Ada 5 Saham Potensi Cuan!

2. Pelemahan rupiah imbas sentimen negatif di dalam negeri

Pengamat pasar keuangan Lukman Leong mengamati pelemahan rupiah terjadi di tengah sell-off investor di pasar ekuitas domestik. Itu merujuk pada aksi menjual besar-besaran aset-aset di pasar dalam negeri, biasanya terjadi ketika para investor secara massal menjual aset mereka dalam jangka waktu yang relatif singkat.

“Perlemahan ini murni sentimen negatif internal walau data ekonomi eksternal seperti China caixin yang dirilis pagi lebih kuat dari perkiraan,” tuturnya.

Dia mencatat, nilai tukar dolar AS sendiri tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan para investor cenderung menunggu dan melihat perkembangan. Terutama menantikan data Institute for Supply Management (ISM) AS yang akan dirilis malam ini.

Itu mengukur aktivitas ekonomi di sektor layanan AS, yang meliputi berbagai industri seperti perbankan, asuransi, perdagangan ritel, perhotelan, dan lain-lain.

Baca Juga: Lebih dari 10 Ribu Aset Bulog Belum Digunakan Secara Optimal

3. Rupiah diproyeksikan melemah pada perdagangan Kamis

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, faktor-faktor ekonomi seperti data lowongan pekerjaan yang rendah, penurunan angka produk domestik bruto (PDB), dan penurunan indeks manajer pembelian di AS berdampak pada pasar mata uang hari ini.

Menurutnya, penurunan data lowongan kerja menandakan permintaan tenaga kerja yang minim dan berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dia juga menyoroti perhatian pelaku pasar terhadap data JOLTS sebagai indikator penting menjelang laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat ini.

Meskipun diperkirakan akan ada penambahan lapangan kerja baru, pasar tetap waspada, terutama mengingat laporan nonfarm payrolls yang juga akan dirilis pada hari yang sama.

Selain itu, Assuaibi mencatat bahwa pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang akan datang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga stabil mengingat tantangan inflasi yang dihadapi AS. Menurut Alat CME Fedwatch, para pedagang terus meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga pada bulan September, mencerminkan kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi.

“Dalam perdagangan hari ini, mata uang rupiah ditutup melemah 66 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 80 point di level Rp16.286 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.220. Sedangkan perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.270-Rp16.340,” tambah Ibrahim.

Baca Juga: Temuan BPK: 124.960 Pensiunan PNS Belum Terima Pencairan Tapera 2021

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya