Cerita Jokowi Diam-Diam Bahas Pindah IKN Sejak 9 Tahun Lalu

Studi memakan waktu 6 tahun, dan kini terealisasi

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengungkapkan, bahwa dia sudah membahas rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta sejak 9 tahun lalu. Artinya, pembahasan tersebut telah dia mulai sejak pertama kali menjabat sebagai presiden.

Pada 9 tahun lalu, Jokowi memutuskan membentuk tim untuk meninjau gagasan-gagasan dari presiden terdahulu yang telah mewacanakan pemindahan ibu kota negara.

"Kemudian, 9 tahun yang lalu, secara diam-diam, saya bentuk tim untuk melihat kembali gagasan-gagasan yang telah dilakukan oleh presiden pertama, kedua, dan selanjutnya," kata Jokowi saat melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan Kompleks Perkantoran Bank Indonesia (BI) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kamis (2/11/2023).

Baca Juga: Laris Manis, Jokowi Groundbreaking Banyak Proyek di IKN

1. Studi memakan waktu 6 tahun

Cerita Jokowi Diam-Diam Bahas Pindah IKN Sejak 9 Tahun LaluPresiden Jokowi tinjau pembangunan IKN (dok. Sekretariat Presiden)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, pemerintah menghabiskan waktu hingga 6 tahun lamanya untuk menyelesaikan studi pemindahan ibu kota negara, yang akhirnya dipilihlah salah satu wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Akhirnya setelah 6 tahun studi, berkalkulasi dan berhitung, kemudian kita memiliki beberapa opsi, beberapa pilihan, dan akhirnya terakhir kita putuskan ibu kota kita yang baru, ibu kota negara adalah Nusantara," sebut Jokowi.

2. Masih ada yang mempertanyakan kenapa pindah IKN

Cerita Jokowi Diam-Diam Bahas Pindah IKN Sejak 9 Tahun LaluPresiden Jokowi tinjau proyek pembangunan infrastruktur IKN (dok. Sekretariat Presiden)

Jokowi bercerita bahwa hingga kini masih ada yang bertanya-tanya kenapa pemerintah memutuskan untuk memindahkan IKN dari Jakarta ke Nusantara.

"Masih ada yang menanyakan itu kepada saya. Supaya kita tahu semuanya bahwa penduduk kita saat ini sudah 278 juta dan 56 persen itu hidup di Jawa, 56 persen dari 17 ribu pulau yang kita miliki, penduduknya ada di Jawa," ujarnya.

Artinya, beban Pulau Jawa, khususnya beban Jakarta dirasa sudah di luar kapasitas yang dimilikinya.

Faktor kedua, mempertimbangkan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi. Sebab, perputaran ekonomi Indonesia saat ini, 57-58 persen di antaranya disumbang oleh Pulau Jawa, terutama Jakarta. Untuk itu diperlukan pemerataan.

"Kita perlu yang namanya pemerataan, baik pemerataan pembangunan, pemerataan ekonomi, pemerataan infrastruktur," tambahnya.

3. Jokowi yakin BI siap dukung pertumbuhan ekonomi di IKN

Cerita Jokowi Diam-Diam Bahas Pindah IKN Sejak 9 Tahun LaluPresiden Joko "Jokowi" Widodo melakukan groundbreaking pembangunan Kompleks Perkantoran Bank Indonesia di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kamis (2/11/2023). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jokowi baru saja melakukan groundbreaking pembangunan Kompleks Perkantoran Bank Indonesia di IKN. Menurutnya, itu akan meningkatkan optimisme masyarakat, dunia usaha, maupun investor terhadap ibu kota baru Indonesia.

Pria yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo itu juga meyakini, bank sentral siap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Ibu Kota Nusantara.

"Dan groundbreaking ini membuktikan kesungguhan, komitmen kita, kesiapan kita untuk membangun Ibu Kota Nusantara menjadi ibu kota yang berkelas dunia," tambahnya.

Baca Juga: Jokowi Groundbreaking Bandara IKN, Pastikan Bisa Dipakai Juni 2024

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya