Bumi Makin Panas, Indonesia Sodorkan Solusi Kebut Transisi Energi

Ada sejumlah inisiatif dan usulan

Intinya Sih...

  • Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa dunia menghadapi tantangan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  • Asia Zero Emission Community (AZEC) mendorong netralitas karbon dengan transisi energi praktis dan peluncuran resmi Pusat ASEC di Jakarta.
  • Airlangga menegaskan tiga inisiatif utama mempercepat transisi menuju masa depan tanpa emisi: pengembangan sistem energi bersih, revolusi sektor transportasi, dan peningkatan efisiensi energi di semua sektor.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dunia menghadapi tantangan iklim yang belum pernah terjadi.

Dia mengungkapkan berdasarkan data Organisasi Meteorologi Dunia, pada 2023, tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Catatan suhu rata-rata global pada tahun itu meningkat hingga 1,45 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

"Ketika kita berkumpul di sini hari ini, kita menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Airlangga dalam Asia Zero Emission Community (AZEC) 2nd Ministerial Meeting di The St Regis Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: Cuaca Kian Panas, Krisis Lingkungan Jadi Penyebabnya 

1. Indonesia berkomitmen lakukan dekarbonisasi

Bumi Makin Panas, Indonesia Sodorkan Solusi Kebut Transisi EnergiAsia Zero Emission Community (AZEC) 2nd Ministerial Meeting di The St. Regis Jakarta, Rabu (21/8/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Airlangga menjelaskan sebagai respons terhadap krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, AZEC yang dibentuk pada 2023, mendorong netralitas karbon dengan menerapkan transisi energi yang praktis dan disesuaikan dengan kondisi unik masing-masing negara anggotanya.

"Kami berkomitmen untuk mempromosikan dekarbonisasi menuju netralitas karbon sambil juga mencapai pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi," ujarnya.

Dia menyatakan untuk mengatasi tantangan iklim secara efektif, diperlukan platform kebijakan yang kuat guna mendorong kolaborasi, berbagi praktik terbaik, dan mengembangkan solusi standar di kawasan.

Sejalan dengan itu, Airlangga mengumumkan peluncuran resmi Pusat ASEC, yang akan dikomandoi oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia di Jakarta, hari ini.

Airlangga mengharapkan AZEC Centre dapat memberikan dukungan penting dalam mengembangkan visi, peta jalan, serta kebijakan untuk memandu proses dekarbonisasi.

"Saya juga mendesak semua mitra AZEC untuk secara aktif berinteraksi dengan Pusat ini, memanfaatkan sumber daya dan keahliannya untuk mempercepat transisi kami menuju masa depan tanpa emisi," ujarnya.

Baca Juga: Kejar Net Zero Emission, PLN Indonesia Power Kebut Energi Panas Bumi

2. Indonesia sampaikan tiga inisiatif percepat transisi energi

Bumi Makin Panas, Indonesia Sodorkan Solusi Kebut Transisi EnergiPLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

Airlangga menegaskan tiga inisiatif utama mempercepat transisi menuju masa depan tanpa emisi. Pertama, pengembangan sistem energi bersih akan difokuskan pada peningkatan konektivitas jaringan listrik regional untuk memperkuat fleksibilitas dan ketahanan.

Investasi juga akan diarahkan pada teknologi baru seperti hidrogen dan amonia, memanfaatkan sumber daya terbarukan yang melimpah untuk menyediakan daya bersih dan stabil.

"Pendekatan ganda ini akan membantu kami menyeimbangkan pilihan energi terbarukan yang bersifat intermiten untuk menyediakan daya bersih dan stabil di seluruh ekonomi kami yang beragam" tuturnya.

Kedua, sektor transportasi akan direvolusi melalui promosi kendaraan generasi baru dan bahan bakar berkelanjutan, dengan dukungan infrastruktur dan kebijakan yang diperlukan di perkotaan dan pedesaan.

Ketiga, efisiensi energi di semua sektor akan ditingkatkan dengan mengurangi konsumsi energi melalui peningkatan standar, insentif, dan inovasi teknologi hemat energi.

"Inisiatif ini menjadi landasan pendekatan kami terhadap dekarbonisasi, menyeimbangkan tujuan iklim kami dengan pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi," sebutnya.

Baca Juga: 4 Dampak Perubahan Iklim bagi Sektor Penerbangan, Jarang Disorot!

3. Indonesia usulkan pengembangan platform keuangan kolaboratif

Bumi Makin Panas, Indonesia Sodorkan Solusi Kebut Transisi EnergiIlustrasi dolar Amerika Serikat. (Pexels/Pixabay)

Airlangga menekankan pentingnya fokus pada dua area kunci untuk mencapai tujuan dekarbonisasi yang ambisius. Pertama, dia mengusulkan pengembangan platform keuangan kolaboratif yang dirancang untuk mengatasi tantangan pendanaan dan transisi energi di Asia.

"Ini akan bertujuan untuk memobilisasi modal domestik serta menarik investasi internasional dan menciptakan instrumen keuangan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kami," paparnya.

Kedua, dia menggarisbawahi perlunya kerja sama dalam membangun mekanisme berbasis pasar yang efektif, seperti penetapan harga karbon dan sistem perdagangan emisi, guna mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon tanpa mengorbankan daya saing.

"Dengan fokus pada area kritis ini, kami dapat menciptakan ekosistem keuangan yang selaras dengan tujuan iklim kami dan membuka investasi substansial yang diperlukan untuk masa depan kami yang berkelanjutan," tambahnya.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya