Biaya dan Lokasi Ngecas Mobil Listrik di SPKLU Shell
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Shell Indonesia telah memiliki Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di empat lokasi, tiga di antaranya berlokasi di SPBU dan satu di mal. Total alat charging yang terpasang sebanyak sembilan unit.
"Sekarang kita ada 9 titik SPKLU. Jadi ada tiga di SPBU. Kemudian ada enam titik yang di destination (Pacific Place)," kata Head of Dealer Owned Network Shell Indonesia, Agung Saputra dalam bincang dengan media di Patio Venue & Dining, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (16/5/2023).
Baca Juga: Ini 14 Lokasi SPKLU di Tol Pulau Jawa buat Mudik Lebaran
1. Lokasi SPKLU Shell
Agung menyebut, lokasi SPKLU Shell terdapat di SPBU Tol Jagorawi. Kemudian SPBU di Jalan Antasari arah TB Simatupang, serta di Pluit (Jakarta Utara). Masing-masing terdapat satu alat charging dengan kapasitas 50 kWh alias fast charging.
Kemudian ada 6 alat charging di Pacific Place yang letaknya berada di area parkiran mobil. Jadi pelanggan bisa ngecas sambil jalan-jalan ke mall.
"Kalau di mal itu dia 11 kWh, akan lebih lama untuk charging, tapi kalau di mall kan paling gak 2 jam gitu, bisa ditinggal," ujarnya.
Baca Juga: Mudik Naik Mobil Listrik? Isi Daya di SPKLU Rest Area Cuma 15 Menit!
2. Biaya ngecas mobil di SPKLU Shell
Agung menjelaskan, biaya pengisian daya mobil listrik di SPBU Shell adalah Rp85 ribu untuk durasi 1 jam. Biaya tersebut sudah termasuk kopi dan snack.
"Kalau di destination/mall itu per jam, itu di luar parkir yang standar, itu Rp35 ribu per jamnya. Jadi bayarnya seperti itu modelnya kalau yang di mal," tambahnya.
3. SPKLU Shell ditambah mengikuti akselerasi mobil listrik di Indonesia
Shell Indonesia tak menampik datangnya era kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Namun, dalam melakukan ekspansi jumlah SPKLU, Shell menyesuaikan penetrasi mobil listrik di Indonesia.
"Jadi kita masih terus ditambah pelan-pelan untuk penetrasi SPKLU kita," ujarnya.
Kata Agung, terdapat perbedaan kecepatan penetrasi kendaraan listrik di tiap negara. Bahkan, penetrasi di Indonesia pun berbeda antardaerah.