Belanja TKDN Hulu Migas Tembus Rp60,57 Triliun

Supply-demand hulu migas dipacu

Jakarta, IDN Times - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat nilai pengadaan barang dan jasa di sektor migas mencapai 6,858 miliar dolar AS di Oktober 2023.

Dari total pengadaan tersebut, 61,18 persen di antaranya adalah tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Nilainya mencapai 3,908 miliar dolar AS atau setara Rp60,57 triliun dengan acuan kurs Rp15.500 per dolar AS.

“Ini perlu disyukuri, hingga Oktober kemarin, capaian TKDN hulu migas melampaui target yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar 57 persen. Saya optimistis angka ini terus meningkat hingga akhir tahun 2023,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga: Produsen Kendaran Listrik Tak Dapat Insentif Akibat Belum Penuhi TKDN

1. Penyerapan tenaga kerja lokal capai 92 persen

Belanja TKDN Hulu Migas Tembus Rp60,57 TriliunIlustrasi kilang minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Dijelaskan lebih lanjut, dalam pengadaan barang dan jasa sektor migas, porsi komoditas utama dan penunjang migas mencapai 83,60 persen dengan TKDN 55 persen. Disusul porsi tenaga kerja mencapai 6,75 persen dengan TKDN 92 persen.

Kemudian, porsi transportasi mencapai 6,71 persen dengan TKDN 81 persen. Disusul porsi perhotelan/akomodasi katering/jasa boga mencapai 2,77 persen dengan TKDN 84 persen.

Sedangkan porsi kesehatan/medis sebesar 0,13 persen dengan TKDN 82 persen. Disusul porsi asuransi sebesar 0,03 persen dengan TKDN 47 persen.

Jika dipilah lagi, 9,19 persen pengadaan di sektor migas adalah kontribusi usaha kecil dan menengah (UKM) dari keseluruhan industri, dengan TKDN 100 persen.

Baca Juga: Apa itu TKDN? Ini Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

2. Supply-demand di sektor hulu migas terus diperkuat

Belanja TKDN Hulu Migas Tembus Rp60,57 TriliunIlustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Pemerintah melalui SKK Migas terus memperkuat kapasitas pelaku usaha, pabrikan, vendor serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai penunjang industri hulu migas.

Nanang mengatakan, sesuai dengan Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0, target pencapaian strategis yang ingin dikejar adalah penguatan demand/supply atau permintaan/pasokan. Hal lain yang didorong adalah pengembangan kompetensi dan penguatan kebijakan.

Rencana strategis tersebut mencakup tiga target besar pada 2030, yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari. Kemudian, meningkatkan multiplier effect (efek pengganda) industri hulu migas terhadap sektor lain, serta terjaganya kelestarian atau keberlanjutan lingkungan.

Sejalan dengan itu, SKK Migas menyiapkan penyelenggaraan Forum Kapasitas Nasional III 2023 pada 23-24 November 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Itu merupakan puncak kegiatan Forum Kapasitas Nasional tahun ini.

“Kami berupaya memperkuat demand dan supply di berbagai tingkatan, baik itu dalam skala daerah, nasional, maupun internasional. Langkah ini menjadi fondasi dalam pembinaan perusahaan atau pabrikan dalam negeri dan UMKM, yang mencakup penguatan strategi bisnis dan pengembangan keterampilan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” sebutnya.

Baca Juga: Sudah Dapat Sertifikat TKDN, Dua Smartphone OnePlus Ini Segera Rilis?

3. Pelaku usaha juga didorong perluas potensi di kancah global

Belanja TKDN Hulu Migas Tembus Rp60,57 TriliunIlustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

SKK Migas juga mendorong para pelaku industri hulu migas dan perusahaan-perusahaan penunjangnya terlibat dalam pertemuan, negosiasi, serta kerja sama dengan pelaku industri global. Misalnya saja melalui keikutsertaan di ajang ADIPEC 2023 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko mengatakan, Indonesia melibatkan diri di ajang ADIPEC 2023 dengan menghadirkan Indonesian Pavilion untuk menghasilkan kesepakatan bisnis yang substansial. Pada ajang tersebut ada tiga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang membuka peluang perluasan pasar tingkat global.

“Pertama, MoU antara PT Fajar Benua dengan Precision Engineering dari Arab Saudi untuk ekspor produk fabrikasi metal. Kemudian, MoU antara PT Pertamina International Shipping dengan BGN International dari Uni Emirat Arab untuk pembangunan Kapal VLGC dan LPG Cargo. Terakhir, MoU antara PT Kilang Pertamina Internasional dengan National Bank of Kuwait untuk mendukung pendanaan proyek-proyek energi berkelanjutan,” sebutnya.

Melalui pertemuan, presentasi, dan penandatanganan MoU tersebut, para pelaku industri hulu migas dan penunjangnya yang berhimpun di Indonesia Paviliun memperkuat posisi di industri energi global.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya