Bahlil: Starlink Investasi Rp30 Miliar, Tenaga Kerja 3 orang

Berdasarkan yang didaftarkan di OSS

Intinya Sih...

  • Investasi Starlink di Indonesia mencapai Rp30 miliar menurut data OSS
  • OSS adalah sistem perizinan usaha terintegrasi secara elektronik yang mempermudah pengajuan izin

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, berdasarkan data Online Single Submission (OSS), investasi Starlink di Indonesia tercatat sebesar Rp30 miliar. Kemudian, jumlah tenaga kerja yang terdaftar untuk investasi tersebut hanya tiga orang.

OSS adalah sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik. Sistem tersebut dirancang untuk mempermudah proses pengajuan izin usaha dengan menyediakan satu platform terintegrasi yang dapat diakses oleh pelaku usaha dari berbagai sektor.

“Supaya jangan ada dusta di antara kita, Starlink itu investasinya Rp30 miliar. Ini menurut data OSS ya, tenaga kerjanya 3 orang yang terdaftar,” kata Bahlil merespons pernyataan anggota Komisi VI DPR RI dalam rapat kerja, Selasa (11/6/2024).

Baca Juga: DPR RI Peringatkan Ancaman Starlink di Indonesia

1. Kementerian Investasi tak terlibat langsung dengan Starlink

Bahlil: Starlink Investasi Rp30 Miliar, Tenaga Kerja 3 orangMenteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI. (Trio Hamdani/IDN Times)

Bahlil mengungkapkan dia serta tim di Kementerian Investasi tidak pernah terlibat langsung dalam penanganan atau pembahasan teknis mengenai investasi Starlink di Indonesia.

Dia juga menyatakan dirinya tidak dapat memberikan penjelasan tambahan selain dari data yang sudah ada di OSS karena khawatir hal tersebut dapat menghasilkan berbagai interpretasi yang beragam.

“Tetapi, karena ini adalah investasi, juga merupakan bagian tanggung jawab kami untuk menjelaskan kepada bapak/ibu (Komisi VI DPR RI) yang mulia pada hari ini,” ujarnya.

Baca Juga: Intip Perbedaan Harga Internet Starlink dengan Penyedia Internet Lokal

2. Kementerian Investasi memberikan izin selama persyaratan terpenuhi

Bahlil: Starlink Investasi Rp30 Miliar, Tenaga Kerja 3 orangMenteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI. (Trio Hamdani/IDN Times)

Bahlil menegaskan prinsip kerja mereka adalah memproses investasi selama sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, dia menegaskan timnya tidak terlibat dalam pembahasan teknis terkait Starlink dan tidak memiliki pengetahuan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Proses perizinan investasi dilakukan melalui OSS, yang memungkinkan siapa pun untuk mengajukan izin tanpa harus bertemu langsung dengan pihaknya, asalkan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan.

“Karena izinnya sekarang kan tidak perlu ketemu Menteri Investasi juga keluar selama memenuhi aturan,” ujarnya.

Bahlil mengindikasikan pembahasan teknis mungkin dilakukan oleh kementerian teknis terkait, namun tidak dapat memberikan detail lebih lanjut karena dia tidak terlibat dalam diskusi semacam itu.

3. Bahlil sepakat utamakan kepentingan nasional untuk investasi

Bahlil: Starlink Investasi Rp30 Miliar, Tenaga Kerja 3 orangMenteri Investasi, Bahlil Lahadalia (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Bahlil sepakat akan pentingnya memperhatikan kepentingan nasional dalam investasi. Menurutnya, menjaga kepentingan nasional adalah prioritas utama dalam melakukan kolaborasi, selama tetap mematuhi aturan yang berlaku.

“Karena betul kita juga melakukan investasi, tapi national interest-nya itu juga saya pikir adalah bagian terpenting untuk kita bisa melakukan kolaborasi selama tidak menabrak aturan,” ujarnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus menyampaikan kritik terhadap keputusan pemerintah menghadirkan layanan Starlink di Indonesia.

Deddy mengingatkan perusahaan dalam negeri seperti Telkom, Telkomsel, dan Indosat telah berjuang keras dalam investasi di Indonesia.

Dia menekankan Starlink, yang didirikan oleh Elon Musk, dapat mengakses seluruh wilayah Indonesia tanpa batasan biaya, sementara perusahaan lokal telah menghabiskan banyak sumber daya untuk infrastruktur mereka.

“Padahal yang namanya Telkom, Telkomsel, Indosat dan sebagainya itu sudah berjuang berdarah-darah,” ujarnya.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya