70 Persen Penduduk ASEAN Tak Punya Rekening Bank

Inklusi keuangan harus didorong

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, 70 juta UMKM di ASEAN menghadapi tantangan inklusivitas keuangan yang signifikan.

Hal itu disampaikan Rosan dalam ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) membahas transformasi digital keuangan di BUMN, untuk mempercepat inklusivitas.

"Lebih dari 70 persen penduduknya tidak memiliki rekening bank. Selain itu, sekitar 39 juta dari 70 juta UMKM mengalami kekurangan dana yang cukup besar," kata Rosan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Baca Juga: Cara Mengamankan Rekening Bank saat Ada Serangan Siber, Penting nih!

1. Bank BUMN perlu ambil bagian untuk dorong inklusi keuangan

70 Persen Penduduk ASEAN Tak Punya Rekening BankWakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rosan Perkasa Roeslani dalam ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) membahas transformasi digital keuangan di BUMN untuk mempercepat inklusivitas. (youtube.com/Kementerian BUMN)

Menurut dia, munculnya layanan keuangan digital membuka jalan untuk menjembatani kesenjangan keuangan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank. Untuk itu, bank milik negara perlu ambil bagian.

"Selama beberapa tahun terakhir, BUMN menjadi katalisator dan telah mengembangkan inisiatif visioner serta kolaborasi strategis untuk mentransformasi layanan keuangan digital di Indonesia dalam berbagai aspek," ujarnya.

2. Bank BUMN Indonesia lakukan tiga inisiatif di sektor keuangan

70 Persen Penduduk ASEAN Tak Punya Rekening BankGedung Bank BRI (Dok. Bank BRI)

Pertama, transformasi dilakukan terhadap pinjaman online (digital lending). Dalam hal ini, bank-bank BUMN seperti BRI, Mandiri, dan BNI telah meluncurkan platform pinjaman digital untuk memungkinkan masyarakat yang tidak memiliki riwayat kredit untuk mengakses layanan keuangan.

"Inisiatif-inisiatif ini memberikan dampak yang signifikan terhadap inklusi keuangan. Sebagai contoh, pinjaman digital BRI tumbuh 146 persen dari tahun 2021 hingga 2022," tuturnya.

Kedua, pembayaran digital atau e-wallet. Beberapa BUMN telah memperluas pembayaran melalui platform e-money untuk pelanggan.

Terakhir, bank-bank BUMN seperti Bank Mandiri BRI, BNI dan BTN telah beradaptasi dengan perbankan digital. Mobile Banking BNI, misalnya, telah tumbuh 59 persen dari tahun ke tahun menjadi 7,8 juta pengguna pada 2020.

3. Inklusi keuangan menjadi keharusan

70 Persen Penduduk ASEAN Tak Punya Rekening BankIlustrasi ASEAN. (IDN Times/Sonya Michaella)

Dari perspektif ASEAN dalam beberapa tahun terakhir, dikatakan Rosan, sektor keuangan digital ASEAN telah menyaksikan pergeseran transformatif, terutama diarahkan untuk memperkuat inklusi keuangan bagi pelanggan dan UMKM.

"Pertumbuhan yang diantisipasi dalam domain ini sangat kuat, dengan volume pembayaran digital yang diperkirakan akan melonjak. Sementara itu, lanskap pinjaman digital juga tidak ketinggalan, diperkirakan akan tumbuh secara signifikan pada tahun 2030," sebutnya.

Ditambahkan Rosan, inklusi keuangan bukan hanya sebuah tujuan ekonomi, tetapi juga sebuah keharusan sosial.

"Kami berharap diskusi dalam forum ini dapat menghasilkan solusi atas tantangan inklusi keuangan yang kita hadapi di kawasan ini, serta menjaga stabilitas dan kemakmuran di kawasan ini," tambahnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya