3 Komoditas Hilirisasi dari Bidang Perhutanan, Apa Saja?

#HilirisasiUntukNegeri Bukan hanya dari hasil pertambangan

Istilah hilirisasi kerap digaungkan beberapa tahun ini, apa itu hilirisasi? Hilirisasi menggambarkan proses pengolahan bahan mentah menjadi barang yang bernilai jual berkali lipat. Sebenarnya hilirisasi sudah familiar di sekitar kita, misalnya pengolahan kakao menjadi cokelat. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam melimpah. Keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam di Indonesia tampak jelas sejak pelarangan ekspor nikel mentah. Tina Talisa, Staf Khusus Kementerian Investasi, dalam webinar yang digelar #Kementerianinvestasi/BKPM bersama IDN Times menjelaskan upaya hilirisasi bersifat berkelanjutan apabila dapat menciptakan transformasi ekonomi, menambah jumlah lapangan pekerjaan, serta lingkungan tetap terjaga.

Larangan ekspor nikel dan usaha mengolahnya menjadi baterai di Indonesia menjadi tonggak awal hilirisasi. Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merancang peta jalan hilirisasi tahun 2040 terbagi delapan sektor terdiri atas 21 komoditas. Bukan hanya nikel saja, delapan sektor tersebut meliputi mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.

Lantas, komoditas apa saja yang tergabung sektor kehutanan? Bagaimana hasil olahnya dari sektor kehutanan? Yuk, kita kaji bersama-sama.

Baca Juga: 3 Komoditas Subsektor Perkebunan yang Didorong untuk Hilirisasi

1. Kayu log

3 Komoditas Hilirisasi dari Bidang Perhutanan, Apa Saja?Ilustrasi kayu log (pexels.com/Rodion Kutsaiev)

Kayu log atau kayu bulat adalah salah satu komoditas yang tidak diperbolehkan lagi diekspor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan menyokong hilirisasi. Pasalnya, nilai jual kayu log mentah lebih rendah dibandingkan produk yang telah diolah. Studi dalam jurnal Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan menyebutkan lima jenis kayu bulat dengan produksi terbesar di Indonesia antara lain kayu akasia, kelompok rimba campuran (ekaliptus), kelompok meranti (Keruing, meranti merah, merbau), kelompok kayu indah (jati), serta kelompok eboni.

Produk hilirisasi dari pengolahan kayu bulat yaitu plup (bubur kertas), serpih kayu, kayu gergajian, kayu lapis, serta furnitur. Tak mengherankan apabila kayu akasia menjadi kayu bulat primadona. Jenis kayu ini bisa diolah menjadi serpihan kayu, plup, bahkan bahan wangi-wangian.

2. Getah kayu pinus

3 Komoditas Hilirisasi dari Bidang Perhutanan, Apa Saja?Ilustrasi getah kayu pinus (pixabay.com/NickWindsor)

Getah kayu pinus termasuk golongan hilirisasi hasil hutan bukan kayu (HHBK). Pohon pinus melewati proses penyadapan dan diolah menjadi gondorukem (70 sampai 75 persen) dan terpentin (20 hingga 25 persen). Buku berjudul Industri Kimia Indonesia menjelaskan gambaran gondorukem berupa padatan berwarna kuning, sedangkan terpentin berwujud cair dan jernih. Gondorukem dimanfaatkan sebagai bahan tambahan industri, farmasi, dan kosmetik. Di sisi lain, terpentin digunakan untuk bahan pelarut cat dan campuran bahan kimia.

Baca Juga: 5 Komoditas Laut Ini Jadi Prioritas Hilirisasi, Sudah Tahu?

3. Karet alam

3 Komoditas Hilirisasi dari Bidang Perhutanan, Apa Saja?Ilustrasi ban kendaraan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara penghasil karet alam di dunia. Namun, beberapa tahun ini produksi karet alam menurun membuat petani karet 'banting setir' ke tanaman lain. Hilirisasi karet alam menjadi salah satu solusi menyelamatkan produksi karet alam. Pemerintah memasukkan karet alam ke dalam peta jalan hilirisasi investasi strategis hingga tahun 2040 untuk menjaga pasokan bahan baku dan meningkatkan nilai jualnya.

Karet alam berasal dari sadapan (deres) pohon karet yang berusia minimal 5 tahun. Sejatinya, karet adalah komoditas unggulan yang banyak diincar di pasar internasional. Berbahan dasar karet alam bisa diolah menjadi ban kendaraan, sabuk penggerak mesin, serta bahan pembungkus logam.

Tidak hanya kaya tambang mineral, tapi sumber daya hutan di Indonesia sangat beragam. Selain komoditas di atas, masih ada komoditas yang bisa meningkatkan laju transformasi ekonomi. Misalnya, porang, umbi-umbian, biomassa, maupun sarang walet. #HilirisasiUntukNegeri tidak dapat mendulang hasil secara instan, namun butuh gebrakan inovasi dari kaum muda.

Baca Juga: #BKPM Banyak Manfaatnya, Begini 5 Dampak Baik dari Upaya Hilirisasi

Septin SLD Photo Verified Writer Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya