Thomas Djiwandono: Prabowo Gak Akan Tambah Utang hingga 50 Persen PDB

Prabowo menganut prinsip hati-hati kelola fiskal

Intinya Sih...

  • Prabowo tidak akan tambah utang negara hingga 50% dari PDB, membantah rumor Bloomberg.
  • Timnya fokus pada peningkatan pendapatan, peninjauan ulang pengeluaran, dan menyediakan ruang anggaran untuk program seperti makan siang gratis.
  • Defisit anggaran 2025 tetap di bawah 3% dari PDB, Prabowo janji patuhi batas defisit anggaran dan tekankan kehati-hatian fiskal.

Jakarta, IDN Times - Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono menegaskan, presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan menambah utang negara hingga 50 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Pernyataan Thomas ini sekaligus membantah laporan Bloomberg yang mengembuskan rumor tersebut. Rumor itu membuat mata uang rupiah turun sebesar 0,9 persen dan imbal hasil obligasi melonjak pada Jumat (14/6/2024).

"Hal itu hanya rumor saja. Prabowo hingga saat ini belum menetapkan target khusus untuk tingkat utang dan akan mematuhi batasan hukum terkait ukuran-ukuran fiskal," kata Thomas dalam pernyataan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (18/6/2024).

1. Kehati-hatian fiskal jadi prinsip Prabowo

Thomas Djiwandono: Prabowo Gak Akan Tambah Utang hingga 50 Persen PDBMenhan dan Presiden terpilih, Prabowo Subianto ketika berbicara di KTT Tanggap Darurat Gaza di Amman, Yordania pada 11 Juni 2024. (Dokumentasi Kemenhan)

Thomas menambahkan, tim Prabowo belum membahas target utang terhadap PDB karena itu bukan merupakan rencana kebijakan formal.

"Penting untuk dicatat bahwa itulah mengapa Prabowo dan tim formalnya berbicara tentang kehati-hatian fiskal, karena hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut," kata dia.

Selain itu, pembahasan antara tim gugus tugas Prabowo-Gibran dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani berfokus pada peningkatan pendapatan, peninjauan ulang pengeluaran, dan menyediakan ruang anggaran untuk program-program seperti makan siang gratis.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp6.492,2 Triliun

2. Defisit anggaran 2025 tetap di bawah 3 persen

Thomas Djiwandono: Prabowo Gak Akan Tambah Utang hingga 50 Persen PDBilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Thomas juga memastikan, defisit anggaran pada 2025 akan tetap berada di bawah 3 persen dari PDB dan Prabowo berjanji untuk mematuhi batas defisit anggaran.

Thomas pun menjelaskan, Prabowo dan timnya menekankan pentingnya kehati-hatian fiskal karena sesuai dengan prinsip-prinsip yang mereka anut.

"Lembaga pemeringkat dan investor sangat memperhatikan kebijakan fiskal Prabowo karena ada kekhawatiran bahwa program-program mahal yang dijanjikan sebelum kemenangan telak dalam pemilihan umum Februari lalu bisa merusak reputasi kehati-hatian fiskal Indonesia," ujar Thomas.

Baca Juga: Utang Jatuh Tempo 2025 Bakal Tembus Rp782 Triliun

3. Penjelasan soal pernyataan Prabowo terkait utang

Thomas Djiwandono: Prabowo Gak Akan Tambah Utang hingga 50 Persen PDBPresiden terpilih Prabowo Subianto bertemu CEO Tesla Inc Elon Musk di acara makan malam sebelum pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Minggu (19/5/2024). (Instagram @prabowo)

Pernyataan soal utang 50 persen dari PDB muncul ketika Prabowo menjawab pertanyaan panelis mengenai utang luar negeri Indonesia dan kebijakan yang mungkin akan diambil untuk menghindari penambahan utang.

Dalam momen itu, Prabowo mengatakan, utang luar negeri Indonesia saat ini tidak mencapai 40 persen dari PDB. Menurutnya, angka ini masih dalam batas aman asalkan utang tersebut digunakan untuk pembangunan industri atau kegiatan produktif.

Prabowo menambahkan, utang produktif dapat diterima dan bahkan jika mencapai 50 persen dari PDB, Indonesia tetap tidak akan mengalami gagal bayar. Dia juga menegaskan bahwa Indonesia selalu dihormati di dunia internasional karena rekam jejaknya yang baik.

Baca Juga: Utang Pemerintah per April Tembus Rp8.338,43 Triliun, Masih Aman?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya