Sri Mulyani Klaim Jokowi Tambah Penciptaan Tenaga Kerja dalam 10 Tahun

Periode 2015-2024

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengklaim pemerintah telah mampu mengakselerasi jumlah penciptaan tenaga kerja selama 10 tahun atau sejak 2015-2024. Hal itu berperan dalam peningkatan konsumsi masyarakat yang menjadi komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi domestik.

"Selama periode 2015-2024, 21,3 juta tenaga kerja tercipta dan untuk periode 2022-2024 sendiri separuhnya. Itu berarti terjadi akselerasi job creation," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Selama tiga tahun terakhir, Sri Mulyani mengklaim, pemerintah mampu mengakselerasi penciptaan tambahan tenaga kerja baru, yakni 3,7 juta.

"Ini menimbulkan unemployment-nya menjadi menurun dari 6,26 persen yang meningkat karena terjadinya COVID-19 semua ekonomi berhenti dan sekarang sudah di bawah lima persen yaitu 4,82 persen," kata Sri Mulyani.

Apa yang disampaikan Sri Mulyani tidak sejalan dengan data Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) yang menunjukkan bahwa selama Januari-Juni 2024 terdapat 32.064 tenaga kerja yang menderita PHK di 34 provinsi seluruh Indonesia.

Angka itu mengalami kenaikan sebesar 21,45 persen jika dibandingkan Januari-Juni 2023 yang hanya sebanyak 26.400 tenaga kerja.

Pada Januari, tercatat sebanyak 3.332 kasus PHK terjadi. Angka tersebut meningkat tajam pada Februari menjadi 7.694 kasus. Tren peningkatan terus berlanjut pada Maret dengan jumlah 12.395 kasus.

Peningkatan yang lebih drastis terlihat pada April ketika jumlah kasus PHK mencapai 18.829. Memasuki Mei, angka tersebut melonjak lagi menjadi 27.222 kasus. Hingga akhirnya pada Juni, total kasus PHK tercatat sebanyak 32.064.

Baca Juga: PMI Juli 2024 Merosot, Menkeu Ungkap 4 Industri Paling Terdampak

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya