Pola Konsumsi Kelas Menengah Berubah, Ini 4 Tips Biar Gak Turun Kelas

Kelas menengah di RI mengalami penyusutan pada 2024

Intinya Sih...

  • Kelas menengah RI mengalami perubahan pola konsumsi signifikan, dengan pengeluaran untuk kebutuhan dasar menurun.
  • Penurunan alokasi dana untuk kebutuhan dasar disebabkan oleh peningkatan belanja untuk hiburan dan pesta.

Jakarta, IDN Times - Dalam beberapa tahun terakhir, pola konsumsi kelas menengah di Indonesia, terutama generasi muda telah mengalami perubahan signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan makanan mengalami penurunan.

Sebaliknya, belanja untuk hiburan, kendaraan, pakaian, dan pesta justru meningkat. Hiburan yang sebelumnya dianggap sebagai kebutuhan tersier kini telah menjadi prioritas utama kelas menengah.

Hal itu kemudian mengakibatkan berkurangnya alokasi dana yang biasanya digunakan untuk kebutuhan dasar lainnya. Dengan pendapatan stagnan dan kebutuhan yang meningkat, ruang untuk menabung kelas menengah semakin terbatas dan berdampak pada stabilitas keuangan kelas menengah.

Perubahan pola konsumsi ini juga disebut jadi penyebab penurunan jumlah kelas menengah dalam beberapa tahun terakhir. Data BPS menunjukkan, penurunan drastis kelas menengah dari 21,54 persen pada 2019 menjadi 17,44 persen pada 2024.

Fenomena ini menandakan tantangan yang lebih besar bagi generasi muda karena banyak dari mereka turun kelas menjadi kelompok aspiring middle class. Dalam kondisi ini, generasi muda dituntut untuk dapat beradaptasi tidak hanya dengan tekanan ekonomi, tetapi juga dengan strategi keuangan yang lebih fleksibel dan efektif.

"Dampak dari ketidakpastian ekonomi saat ini semakin nyata, terutama bagi generasi muda dan kelas menengah. Tidak sedikit dari mereka yang kini harus mengandalkan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pada akhirnya menggerus aset mereka. Oleh karena itu, generasi muda perlu mengubah strategi keuangan mereka, yang bukan hanya berfokus pada menabung, tetapi sekaligus menumbuhkan aset secara berkelanjutan," tutur Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), Anton Hermawan dalam keterangan resminya, Rabu (25/9/2024).

"Kami melihat bahwa solusi inovatif dari bank digital yang inklusif dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat dapat menjadi kunci untuk membantu generasi muda dan kelas menengah dalam menghadapi tekanan ekonomi serta memperkuat fondasi keuangan di masa mendatang," sambung dia.

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh generasi muda sekaligus masyarakat kelas menengah agar dapat bertahan dan bahkan mencapai kemandirian finansial di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi saat ini? Berikut beberapa strateginya:

1. Disiplin atur pengeluaran, budgeting jadi senjata utama hadapi tekanan ekonomi

Pola Konsumsi Kelas Menengah Berubah, Ini 4 Tips Biar Gak Turun Kelasilustrasi mencatat pengeluaran (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pencatatan pengeluaran membantu generasi muda untuk mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu. Sementara itu, budgeting dalam pos-pos terpisah juga diperlukan untuk mengatur prioritas pengeluaran.

Hal itu biasanya dilakukan dengan metode seperti 50/30/20 atau membagi pendapatan menjadi 50 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk tabungan dan utang, dan 20 persen untuk hobi/hiburan.

Baca Juga: 5 Tips Belanja Bulanan Lebih Hemat, Coba yuk!

2. Menetapkan jumlah tabungan di awal bulan saat pendapatan stagnan

Pola Konsumsi Kelas Menengah Berubah, Ini 4 Tips Biar Gak Turun Kelasilustrasi tabungan (pexels.com/maitree rimthong)

Dengan cara ini, tabungan menjadi bagian integral dari anggaran bulanan sehingga mengurangi risiko pemborosan dan membantu membangun cadangan keuangan yang dapat digunakan untuk menghadapi situasi darurat atau peluang investasi.

3. Siapkan dana darurat sejak dini

Pola Konsumsi Kelas Menengah Berubah, Ini 4 Tips Biar Gak Turun Kelasilustrasi menyimpan dana darurat (vecteezy.com/johnstocker)

Dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti pandemik, PHK, serta menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi seperti saat ini.

Besaran dana darurat yang ideal adalah 3-12 kali gaji bulanan. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, kamu dapat mengurangi stres finansial dan tetap bertahan dalam krisis tanpa mengganggu tabungan.

Baca Juga: Financial Planning: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya

4. Pilih instrumen investasi yang konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi

Pola Konsumsi Kelas Menengah Berubah, Ini 4 Tips Biar Gak Turun KelasIlustrasi investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

PIlihan investasi deposito yang memiliki bunga kompetitif menjadi langkah tepat di kondisi penuh ketidakpastian. Seperti di Krom Bank misalnya yang menawarkan bunga deposito hingga 8,75 persen sehingga memungkinkan generasi muda meraih return maksimal dengan risiko minimal.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya