Penjualan Rokok di Jepang Turun Drastis, Ini Penyebabnya

Indonesia bisa tiru Jepang

Jakarta, IDN Times - Penjualan dan konsumsi rokok di Jepang mengalami penurunan signifikan, yakni sebesar 52 persen sepanjang tahun menjadi hanya 88,1 miliar batang. Salah satu pemicunya adalah keberadaan rokok alternatif yang mulai banyak dipasarkan di Negeri Sakura.

Data tersebut tercantum dalam laporan bertajuk Cigarette sales halved: heated tobacco products and the Japanese experience, yang dipublikasikan oleh Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) pada Mei 2024.

Dalam laporan tersebut juga tercantum bahwa penjualan rokok di Jepang mencapai 182,34 miliar batang ketika produk tembakau alternatif tersedia lebih luas pada 2015 silam.

"Hal ini berkat dukungan Pemerintah Jepang terhadap keberadaan produk tembakau alternatif. Dukungannya diperkuat dengan kebijakan tarif cukai produk tembakau alternatif sebesar dua kali lebih rendah dibandingkan rokok dan tetap memperbolehkan penggunaan produk tembakau alternatif di ruangan khusus untuk aktivitas makan dan minum, seperti pada restoran," tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (31/7/2024).

Baca Juga: Cukai Rokok Naik Jadi Tantangan bagi Industri Rokok

1. Jepang kenalkan tembakau alternatif kepada perokok dewasa

Penjualan Rokok di Jepang Turun Drastis, Ini Penyebabnyailustrasi tembakau (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Situasi di Jepang itu juga menunjukkan, produk tembakau alternatif tersedia secara luas dan boleh diperkenalkan kepada perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok karena lebih rendah risiko.

Bukan hanya itu, berdasarkan survei The Global State of Smoking 2019, sebanyak 40 persen alasan tertinggi perokok dewasa di Jepang beralih ke produk tembakau alternatif adalah karena mereka khawatir dengan risiko kesehatan pada perokok pasif.

Alasan ini diikuti oleh 36 persen responden yang mengatakan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risiko daripada rokok. Adapun 35 persen lainnya berpendapat produk tersebut dapat digunakan di lokasi yang memiliki larangan merokok.

2. Pemahaman terkait tantangan perokok dewasa

Penjualan Rokok di Jepang Turun Drastis, Ini PenyebabnyaIlustrasi pria suka merokok (pexels.com/Andrea Bova)

Menanggapi hal tersebut, President & CEO Global Action to End Smoking (organisasi independen nirlaba yang berdedikasi mencegah risiko dari kebiasaan merokok), Clifford E. Douglas menjelaskan, seluruh pemangku kepentingan perlu mendengarkan dan memahami tantangan perokok dewasa, terutama bagaimana mereka dapat mengurangi risiko lantaran kesulitan berhenti merokok.

Selama ini penyedia layanan kesehatan dan konsumen hanya memberikan pilihan terbatas bagi perokok dewasa seperti berhenti merokok secara langsung (cold turkey) atau menggunakan produk obat pengganti nikotin lain seperti permen karet nikotin dan koyo nikotin.

“Tapi, ada banyak orang yang kesulitan beralih dari kebiasaan merokok dengan menggunakan obat-obatan," kata Clifford dalam konferensi Global Forum on Nicotine 2024 di Warsawa, Polandia belum lama ini.

Clifford menambahkan, pemerintah dan organisasi kesehatan seharusnya tidak membatasi dan memaksakan pilihan kepada perokok dewasa dalam upaya menurunkan prevalensi merokok. Hal itu seringkali justru tidak efektif.

"Mewajibkan perokok untuk berhenti total adalah tindakan yang tidak manusiawi dan tidak bisa diterima," ujarnya.

Baca Juga: Catat, Pemerintah Resmi Larang Penjualan Rokok Eceran

3. Pemerintah bisa berkaca pada yang terjadi di Jepang

Penjualan Rokok di Jepang Turun Drastis, Ini Penyebabnyailustrasi Shibuya crossing (unsplash.com/ayumi kubo)

Pada kesempatan berbeda, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan mengatakan, Pemerintah Indonesia dapat berkaca pada keberhasilan negara maju seperti Jepang dalam mendukung penuh kehadiran produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok.

Dukungan yang diberikan pemerintah bisa melalui edukasi dan penyebaran informasi komprehensif tentang produk hasil inovasi ini kepada khalayak luas.

"Potensi produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menekan prevalensi merokok di Indonesia. Pemerintah dapat memanfaatkan potensi produk tembakau alternatif dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat dan profil risiko produk tersebut, serta memberikan akses dan bertanggung jawab kepada perokok dewasa," tutur Paido.

Baca Juga: Bea Cukai Musnahkan Miras hingga Rokok Ilegal, Nilai Tembus Rp165 M

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya