Meski Kalah 2-0, Indonesia Ungguli Argentina dari Sisi Ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, menyatakan Indonesia masih mampu unggul dari Argentina. Namun, bukan dari sepak bola, melainkan dari sisi perekonomian.
Secara perekonomian, Indonesia jauh lebih unggul dari Argentina. Menurut Suharso, Argentina menghadapi inflasi tinggi di dalam negeri. Hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di Indonesia.
"Indonesia kalah dari Argentina. Juara dunia melawan kita yang memang jauhlah kelasnya, tapi kita mesti bersyukur bahwa Indonesia lebih hebat dibandingkan Argentina dalam hal ekonomi. Sampai hari ini, inflasi di sana sudah menyentuh di atas 100 persen," kata Suharso saat bertemu pimpinan media, di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Baca Juga: Jokowi Apresiasi Permainan Timnas Indonesia Meski Kalah dari Argentina
1. Gagal memanfaatkan bonus demografi
Suharso mengatakan, Argentina gagal memanfaatkan bonus demografi yang pernah mereka dapat.
Hal itu membuat negara terbesar kedua di Amerika Selatan tersebut tidak sanggup keluar dari jebakan negara kelas menengah alias middle income trap.
"Mereka pernah berupaya untuk memanfaatkan bonus demografi agar lolos dari middle income trap. Namun, sampai dua, tiga dekade mereka tetap tidak bisa menembus middle income trap dan bonus demografinya menjadi sia-sia," ucap Suharso.
Baca Juga: Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi Mengatasinya
2. Inflasi di Argentina sentuh 114 persen
Inflasi tahunan Argentina menembus 114 persen pada Mei 2023. Menurut data Trading Economics, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan April 2023 yang sebesar 108 persen.
Inflasi tersebut merupakan level tertinggi yang pernah dirasakan Argentina sejak 1991. Data IMF menunjukkan, hanya Venezuela dan Zimbabwe yang tingkat inflasinya lebih tinggi dari Argentina saat ini.
Hal itu sejalan dengan perekonomian Argentina yang masih terus berjuang di tengah hiperinflasi sejak beberapa waktu terakhir.
3. Suku bunga naik hingga 97 persen
Untuk mengimbangi inflasi yang mencapai level di atas 100 persen, Bank Sentral Argentina menaikkan suku bunganya. Suku bunga negara berlambang matahari tersebut naik enam basis poin ke 97 persen.
Bank Sentral Argentina berharap kenaikan suku bunga tersebut akan mendorong investasi dalam mata uang peso.
Inflasi yang sangat tinggi mengakibatkan arus keluar cukup besar dari investasi yang disimpan dalam peso Argentina. Hal itu kemudian menyebabkan penurunan nilainya sebesar 23 persen terhadap dolar AS tahun ini.